Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor pembiayaan PT BFI Finance Tbk. (BFIN) membidik peluang pulihnya kinerja portofolio pembiayaan alat berat, truk, dan peralatan usaha lain-lain (HETO) dari sektor pertambangan dan konstruksi.
Corporate Business Head BFI Finance Stanly Darisang mengungkap bahwa strategi ini sejalan dengan pulihnya kinerja keuangan dari para debitur dari kedua sektor tersebut sepanjang tahun berjalan.
"Sejauh ini debitur HETO kami sudah banyak yang pulih, termasuk yang tadinya mengajukan restrukturisasi. Hal ini pula yang membawa pembiayaan HETO kami sampai semester I/2022 menyumbang sekitar Rp2 triliun dari total portofolio BFI Finance," ujarnya ketika ditemui dalam acara Mining Expo 2022, Jakarta International Expo, Jumat (16/9/2022).
Sebagai perbandingan, portofolio pembiayaan khusus HETO dari leasing yang dimiliki oleh Jerry Ng dan Garibaldi 'Boy' Thohir ini sebelumnya mampu menembus Rp2,77 triliun pada akhir 2019.
Setelah itu, pandemi Covid-19 membuat portofolio pembiayaan HETO BFI Finance turun menjadi Rp1,98 triliun pada akhir 2020. Terbaru, portofolio HETO masih dalam tren perlambatan menjadi senilai Rp1,87 triliun pada akhir 2021.
Oleh karena itu, Stanly melihat kembalinya portofolio pembiayaan HETO mencapai kisaran Rp2 triliun telah memberikan optimisme baru bagi BFI Finance, terutama dalam rangka mengejar target mengembalikan kinerja seperti sebelum pandemi Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.
"Alat berat pulih dengan cepat. Apalagi debitur sektor pertambangan. Sejak tahun lalu, pertambangan menjadi penyumbang utama pembiayaan HETO buat BFI Finance. Padahal, sebelumnya kami lebih banyak bermain di sektor konstruksi," tambahnya.
Sebagai gambaran, sumbangan sektor konstruksi dibandingkan sektor pertambangan buat pembiayaan HETO BFI Finance pada 2020, yaitu 27,5 persen berbanding 24,9 persen dari total portofolio. Namun, pada 2021, kondisinya berbalik menjadi 24,3 persen untuk konstruksi dan 28,3 persen untuk pertambangan.
"Pertambangan itu erat kaitannya dengan energi, jadi kemungkinan permintaan [pembiayaan] HETO terkait sektor ini masih terus bertumbuh sampai tahun depan. Sementara untuk sektor konstruksi, sejak awal tahun ini banyak proyek-proyek pemerintah yang mulai jalan lagi. Ini juga jadi peluang buat kami," jelasnya.
Stanly mengungkap fenomena ini pula yang membawa BFI Finance turut terlibat dalam Mining Expo 2022. Harapannya, BFI Finance bisa bertemu langsung dengan para debitur dan calon debitur dari sektor pertambangan, terutama yang berencana memperbarui aset produktif miliknya.
"Sudah hampir tiga tahun kita jarang bertatap muka langsung dengan para konsumen. Kebetulan ada acara ini, konsumen dan mitra produk HETO kami banyak yang dateng dari seluruh Indonesia. Jadi sekalian tukar pikiran bagaimana prospek industri ke depan," ungkap Stanly.
Terlebih, BFI melihat alat-alat industri pertambangan saat ini semakin dekat dengan komputerisasi dan otomasi. Sebagai contoh, beberapa produk alat berat terbaru telah memanfaatkan software management engine yang lebih canggih.
Selain itu, sistem komputerisasi juga digunakan di berbagai produk untuk mendeteksi kondisi pengoperasian dan kebutuhan tenaga, serta menyesuaikan mesin untuk menghasilkan kinerja puncak, sehingga operasional menjadi lebih efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel