Usai Tambah Modal, Bos Bank JTrust (BCIC) Beberkan Jurus Kerek Laba

Bisnis.com,16 Sep 2022, 15:31 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Karyawati beraktivitas di salah satu kantor cabang PT Bank J Trust Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin (1/8/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang 6 bulan pertama di tahun 2022, PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) mampu membukukan laba bersih sebesar Rp15,72 miliar. Posisi ini berbanding terbalik dengan kondisi perseroan pada Juni 2021 yang masih merugi Rp295,53 miliar.

Pertumbuhan laba tersebut didukung dengan kenaikan pendapatan bunga yang naik 52,22 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp723,66 miliar. Sedangkan beban bunga menyusut 3,29 persen yoy menjadi Rp450 miliar. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih Bank JTrust ikut terkerek dari Rp10,05 miliar menjadi Rp273,6 miliar.

Direktur Utama Bank JTrust Indonesia Ritsuo Fukadai mengatakan kerugian yang sempat melanda BCIC dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL), mengingat perseroan sebelumnya merupakan Bank Mutiara. Alhasil, kredit macet tersebut dibersihkan.

“Tapi waktu kami melakukan itu [pembersihan NPL], dari segi aset turun. Jadi, kami belum ada pendapatan. Setelah itu, kita mengumpulkan aset-aset bagus dan kita bisa menuju profit,” kata Fukadai di Jakarta, Kamis (15/9/2022).

Fukadai menyatakan rasio NPL yang dimiliki Bank JTrust Indonesia juga turun dari 5,95 persen menjadi 2,53 persen secara gross per Juni 2022. Alhasil, pendapatan BCIC mengalami peningkatan, sedangkan dari sisi biaya ditekan. Di samping itu, kinerja BCIC juga didorong oleh pertumbuhan kredit bruto menjadi Rp15,28 triliun atau tumbuh 97,85 persen yoy, serta pertumbuhan simpanan nasabah menjadi Rp20,18 triliun pada posisi Juni 2022.

Lebih lanjut, perseroan juga lebih berfokus ke pengumpulan dana murah (current account savings account) berupa giro dan tabungan. Hal ini mendorong peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp723,66 miliar serta penurunan beban bunga menjadi Rp450,03 miliar. Adapun, DPK BCIC tumbuh 47,3 persen yoy menjadi Rp20,18 triliun. Kenaikan DPK tersebut berasal dari pertumbuhan dana murah yang naik 44,41 persen yoy menjadi Rp4,1 triliun.

“Di satu sisi, cost [biaya] kita tekan dan pendapatan kita meningkat. Jadi dari sana, kami bisa mendapatkan profit [laba],” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Fukadai menyatakan perseroan dari sekarang tetap berusaha untuk menekan cost atau biaya, meski bunga mengalami kenaikan.

“Kalau kita bisa terus meningkatkan aset produktif, maka dari segi pendapatan kita akan terus bertambah,” terangnya.

Selain itu, perseroan juga terus memfokuskan penyaluran kredit melalui segmen corporate banking, commercial & small medium enterprise, dan business linkage, di mana saat ini menjadi andalan kenaikan aset kredit Bank JTrust Indonesia. 

Pada Agustus 2022 lalu, BCIC juga mengumumkan telah melakukan penambahan modal Rp1,19 triliun dari 117 pemegang saham selama periode tebus 12 – 19 Agustus 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini