Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) menyatakan akan mengganti core banking system perseroan pada kuartal II/2023 guna mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi banking via mobile.
Direktur Utama Bank JTrust Ritsuo Fukadai menjelaskan inovasi digitalisasi tersebut dilakukan untuk semakin memanjakan nasabah. Nantinya, nasabah sudah dapat merasakan transaksi secara digital, mulai dari pembukaan rekening hingga pengajuan kredit.
“Bulan Juni tahun depan [2023], dari segi mobile banking akan diganti. Kalau sudah ganti core banking, maka mobile banking-nya akan lebih bagus,” kata Fukadai di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Namun, untuk merealisasikannya, terlebih dahulu perseroan harus memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun sebagaimana yang telah diatur dalam ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/2020 tentang konsolidasi bank umum.
Terkait modal inti (tier 1), Bank JTrust tercatat mengalami kenaikan modal inti sebesar 105,84 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp1,04 triliun pada Juni 2021 menjadi Rp2,14 triliun pada Juni 2022.
Fukadai menyampaikan bahwa peningkatan modal inti perseroan terus mengalami kenaikan, di saat pemegang saham pengendali Bank JTrust, yakni J Trust Co., Ltd, melakukan setoran modal sebesar Rp501,86 miliar pada Juli 2022. Alhasil, modal inti yang dimiliki BCIC menjadi Rp2,66 triliun per Agustus 2022.
Adapun untuk mengejar sisanya, Direktur Bisnis Bank JTrust Widjaja Hendra mengatakan perseroan berencana kembali menggelar penawaran umum terbatas melalui skema rights issue yang diperkirakan akan digelar pada Desember 2022. Hendra melanjutkan, apabila modal inti Rp3 triliun telah tercapai, maka Bank JTrust bisa mendapatkan izin untuk masuk ke digitalisasi.
“Namun untuk ke arah sana, kami sedang ganti core banking yang diperkirakan bulan Juni [tahun 2023] akan diganti. Setelah itu, kita baru mulai digitalisasi, mungkin bisa saja di akhir tahun depan atau kuartal I/2024,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel