Resesi Global dan Krisis Keuangan 2023 Menghantui, Ini Saran Bank Dunia

Bisnis.com,19 Sep 2022, 10:26 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Presiden Bank Dunia David Malpass/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Dunia (World Bank) menyatakan kenaikan suku bunga yang terjadi serentak di seluruh dunia dalam rangka penanganan inflasi berisiko menyebabkan resesi global dan krisis keuangan di negara berkembang pada 2023.

Berdasarkan studi Bank Dunia, terdapat kebijakan yang sinkron dari negara-negara dalam menaikkan suku bunga dan menangani inflasi. Namun, hal tersebut justru dapat memperketat kondisi keuangan dan mempertajam perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

"Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang," ujar Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam keterangan resmi, dikutip pada Senin (19/9/2022).

Bank Dunia pun menilai bahwa bank sentral di seluruh negara harus bertahan dalam mengendalikan inflasi. Langkah itu membutuhkan tindakan bersama dengan pemerintah selaku pembuat kebijakan.

Berikut saran dari Bank Dunia terkait penyusunan kebijakan dalam rangka menghadapi risiko resesi global dan krisis keuangan di negara berkembang pada 2023. 

1. Untuk bank sentral

Bank sentral harus mengomunikasikan keputusan kebijakan dengan jelas sambil menjaga independensi mereka. Hal itu dapat membantu menopang ekspektasi inflasi dan mengurangi tingkat pengetatan yang diperlukan.

Di negara maju, bank sentral harus mengingat efek limpahan lintas batas dari pengetatan moneter. Di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang, mereka harus memperkuat peraturan makroprudensial dan membangun cadangan devisa.

2. Untuk pemerintah

Otoritas fiskal perlu secara hati-hati mengkalibrasi penarikan langkah-langkah dukungan fiskal sambil memastikan konsistensi dengan tujuan kebijakan moneter. Fraksi negara-negara yang mengetatkan kebijakan fiskal tahun depan diperkirakan akan mencapai level tertinggi sejak awal 1990-an.

Hal itu dapat memperkuat dampak kebijakan moneter terhadap pertumbuhan. Pembuat kebijakan juga harus menerapkan rencana fiskal jangka menengah yang kredibel dan memberikan bantuan yang ditargetkan kepada rumah tangga yang rentan .

3. Untuk pihak lainnya

Pembuat kebijakan ekonomi lainnya perlu bergabung dalam perang melawan inflasi—terutama dengan mengambil langkah-langkah kuat untuk meningkatkan pasokan global. Hal itu termasuk:

Langkah-langkah kebijakan perlu membantu meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan mengurangi tekanan harga. Kebijakan pasar tenaga kerja dapat memfasilitasi realokasi pekerja yang dipindahkan.

Koordinasi global dapat sangat membantu dalam meningkatkan pasokan makanan dan energi. Untuk komoditas energi, pembuat kebijakan harus mempercepat transisi ke sumber energi rendah karbon dan memperkenalkan langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi energi.

Pembuat kebijakan harus bekerja sama untuk mengurangi kemacetan pasokan global. Mereka harus mendukung tatanan ekonomi internasional berbasis aturan, yang menjaga dari ancaman proteksionisme dan fragmentasi yang selanjutnya dapat mengganggu jaringan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini