The Fed Bakal Masih Hawkish, Suku Bunga Bisa Sentuh 4 Persen Akhir Tahun?

Bisnis.com,19 Sep 2022, 14:26 WIB
Penulis: Asahi Asry Larasati
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat Federal Reserve diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut. Langkah ini memberi sinyal kenaikan menjadi 4 persen hingga akhir tahun.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (19/9/2022) Dalam sebuah kasus hal ini bisa menjadi lebih besar. Meski demikian, terdapat argumen persuasif untuk tidak memberikan kejutan kenaikan 100 basis poin yang mungkin akan menang ketika mereka berkumpul pada Selasa dan Rabu di Washington.

Sejak rapat kebijakan bertemu pada bulan Juli, salah satunya Ketua Jerome Powell mengungkapkan ekonomi tetap tangguh dan inflasi meluas dan sangat tinggi.

Ungkapan tersebut merupakan taruhan yang ditegaskan untuk meningkatkan 75 basis poin lainnya alih-alih langkah setengah poin yang lebih kecil yang juga ada di meja minggu ini. Namun, pembuat kebijakan mungkin ingin menghindari kenaikan dengan jumlah yang lebih besar karena risiko yang akan dilihat investor memicu resesi Amerika Serikat tahun depan.

Reaksi tersebut bisa menjadi dampak yang tidak diinginkan dari meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga Fed pada 2023, menurunkan imbal hasil obligasi jangka panjang, meredakan kondisi keuangan, dan mendorong kebijakan moneter ke arah yang salah.

Kepala ekonom AS di JPMorgan Chase & Co Michael Feroli mengatakan kenaikan suku bunga acuan 100 basis poin akan memberi energi pada orang-orang yang memperkirakan hard landing perekonomian.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi alasan mereka akan melakukan kenaikan yang lebih besar sambil memperkirakan pergerakan 75 basis poin.

"Mendorong kembali ekspektasi pelonggaran tahun depan bukan hanya masalah menyelaraskan perkiraan, tetapi lebih memberikan pengaruh lebih besar terhadap suku bunga jangka panjang," lanjut Feroli.

Selain itu, para pejabat sudah merilis pernyataan kebijakan untuk memperbarui perkiraan yang diharapkan menunjukkan tingkat bergerak ke 4 persen selama beberapa bulan ke depan dengan dari kisaran target saat ini 2,25 persen menjadi 2,5 persen, sehingga bertahan sedikit lebih tinggi dari angka tersebut sampai 2023.

Pasalnya, strategi jangka panjang ini berakar pada gagasan komite perlu membeli beberapa asuransi terhadap ekspektasi inflasi yang terpaut jauh guna menghindari kebijakan stop-go tahun 1970-an yang membuat inflasi tidak terkendali.

Pejabat Fed sudah menekankan mereka tidak melihat penurunan suku bunga tahun depan, meskipun investor bertaruh akan sedikit mereda.

Pernyataan tersebut menandakan bersedia untuk melampaui suku bunga dan mengenakan biaya ekonomi yang lebih tinggi, termasuk lebih banyak pengangguran, karena pelonggaran terlalu cepat hanya dapat memicu inflasi lagi.

"Saya terbakar tahun lalu maka saat ini sangat berhati-hati agar tidak terbakar lagi. Itu harus menjadi penurunan nyata, permanen, jangka panjang," tegas Gubernur Fed Christopher Waller.

Seperti diketahui, harga utama konsumen naik lebih dari yang diperkirakan yakni 0,6 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini