ABMM Masuk, Golden Energy (GEMS) Genjot Produksi Batu Bara

Bisnis.com,20 Sep 2022, 16:14 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Lokasi tambang PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS). PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) akan memacu produksi batu bara mulai tahun depan seiring dengan masuknya PT ABM Investama Tbk. (ABMM).

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara Grup Sinar Mas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) berharap bisa menggenjot kinerja hingga menambah produksi tahun depan dengan masuknya PT ABM Investama Tbk. (ABMM) sebagai pemegang saham 30 persen.

Sekretaris Perusahaan GEMS Sudin Sudirman mengatakan bahwa sebelum diakuisisi, anak usaha ABMM, yaitu PT Cipta Kridatama (CK) sudah menjadi kontraktor tambang GEMS di Kalimantan Selatan untuk PT Borneo Indobara (BIB) dan di Jambi untuk KIM Block.

“Semoga ke depan kolaborasi atau sinergi dengan Grup Usaha ABM akan lebih kuat dan membantu pengembangan usaha di GEMS, termasuk penambahan produksi di tahun yang akan datang,” kata Sudin kepada Bisnis, Selasa (20/9/2022).

Lebih lanjut, Sudin mengatakan bahwa GEMS menyambut baik hadirnya ABMM sebagai pemegang saham 30 persen di GEMS.

Pada semester I/2022 sendiri GEMS telah memproduksi 17,6 juta ton batu bara dari target 36 juta-40 juta ton pada 2022, dan mencatatkan penjualan sebanyak 18,1 juta ton.

“Semoga bisa tercapai target setahun penuh [produksi batu bara 36 juta-40 juta ton]” imbuhnya.

Sebelumnya, dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha, ABMM berpartisipasi dalam proses Lelang yang dilakukan oleh GEMS untuk membeli 30 persen sahamnya. Emiten andalan Lo Kheng Hong itu memborong saham GEMS melalui anak usahanya PT Radhika Jananta Raya (RJR).

RJR membeli 1.764.705.900 saham atau 30 persen modal ditempatkan dan modal disetor GEMS yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pada 15 September 2022, Perseroan dan RJR telah memenuhi seluruh persyaratan pendahuluan dan RJR secara efektif telah menyelesaikan Transaksi Pembelian Saham.

Adapun, harga pembelian saham sesuai POJK 17/2020 yang disepakati adalahUS$420 juta atau setara dengan Rp6,24 triliun (kurs Bank Indonesia 13 September 2022) atau Rp3.536 per saham ditambah dengan pembayaran yang ditangguhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini