Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi, bahkan raksasa teknologi (big-tech) tengah memasuki tren berlomba membuat platform penyedia jasa informasi perkreditan alternatif alias alternative credit scoring sendiri. Apa sama saja dengan 'jualan data' konsumen?
Ketua Indonesia Fintech Society (IFSoc) Rudiantara menjelaskan perusahaan teknologi notabene memiliki sumber data melimpah terkait transaksi para penggunanya. Oleh karenanya, data-data tersebut pun bisa dimanfaatkan kembali menjadi aset produktif, salah satunya lewat ekspansi bisnis di bidang credit score.
"Kebanyakan perusahaan teknologi dan platform tekfin memang punya basis data jumbo, dan setelah diolah, akan bisa mencerminkan perilaku dan kondisi keuangan seseorang atau suatu entitas. Sebenarnya bukan hanya perusahaan di bidang teknologi saja, operator seluler pun punya bekal yang sama kalau bicara basis data," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (19/9/2022).