Jelajah BUMN 2022: Pembayaran Nontunai BNI Dongkrak Jumlah Transaksi UMKM Daerah 

Bisnis.com,20 Sep 2022, 10:47 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Tim Jelajah BUMN 2022 melakukan pembayaran menggunakan pindai QRIS dalam BNI Mobile Banking di Balkondes Karangrejo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/9). / Himawan L Nugraha

Bisnis.com, SOLO - Bagaimana bisa sebuah tempat balai ekonomi desa (Balkondes) yang terdapat di pedalaman - dan di tengah-tengah sawah - menerima pembayaran lewat QR? Ironisnya, hotel-hotel bintang tiga dan lima dipinggir jalan nasional belum mengakomodir kanal pembayaran modern itu. 

Siang hari di dalam mobil, Tim Jelajah BUMN untuk Indonesia sibuk menghubungi belasan hotel untuk menanyakan apakah mereka sudah menerima pembayaran dengan QRIS. Sayangnya, dari belasan hotel tersebut, mayoritas belum bisa menerima pembayaran nontunai tersebut. 

“Mohon maaf mas, belum bisa membayar dengan QR,” kata resepsionis hotel di sekitar Solo kepada Bisnis. 

QRIS adalah sebuah Kode QR Standar Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia. QRIS juga bertujuan untuk mengakomodir transaksi nontunai dan nirsentuh.  

Sejumlah mobile banking saat ini telah memiliki fitur QR sehingga dapat membaca QRIS yang terdapat di merchant-merchant. Salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.  

Dengan metode pembayaran ini, Anda tidak perlu menyiapkan uang tunai. Cukup memindai barcode yang terdapat di kasir dengan kamera ponsel, masukan nilai transaksi, password dan secara otomatis saldo mobile banking akan terpotong. 

Dalam perjalanan Jelajah BUMN 2022, tim Bisnis menemukan fakta bahwa Balkondes binaan Pertamina telah menerima pembayaran melalui QRIS. 

Hal ini menarik karena Balkondes Karangrejo terletak di tengah-tengah sawah dan akses jalan menuju lokasi terbilang sulit. Namun, Balkondes ini lebih maju dibandingkan dengan pelayanan-pelayanan yang berada di perkotaan dalam urusan alat pembayaran. 

Widodo, Direktur BUMDes Bumimulia dan pengelola Balkondes Karangrejo mengatakan bahwa pemanfaatan QRIS sebagai alat bayar telah dilakukan sejak 2-3 tahun lalu. Balkondes terus berupaya beradaptasi terhadap berbagai perubahan di era digital ini. 

Sejauh ini, lanjutnya, penggunaan QRIS memiliki porsi hingga 50 persen dari total jumlah pembayaran untuk restoran dan penginapan di Balkondes Karangrejo. Sebagian besar dari transaksi QRIS berasal dari mobile banking milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 

Selain BNI, ada juga wisatawan yang menggunakan QRIS mobile banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. untuk bertransaksi. 

“Mayoritas wisatawan yang menggunakan QRIS datang dari Jakarta dan sekitarnya. Pembayaran QRIS mempermudah pengunjung, karena opsi pembayaran mereka makin banyak,” kata Widodo. 

Digitalisasi pembayaran, lanjut lelaki kelahiran Semarang itu, juga telah membuat pemasukan Balkondes Karangrejo dan warga sekitar menjadi meningkat. Dahulu Desa Karangrejo termasuk desa yang tertinggal. Kondisi tersebut berubah seiring dengan munculnya beragam pariwisata dan digitalisasi di Balkondes Karangrejo. 

“Sebelumnya warga bekerja sebagai buruh, sekarang banyak bekerja sebagai tour guide dan memiliki edukasi seperti tradisional farming,” kat Widodo. 

Selain tempat wisata dan kuliner seperti Balkondes, QR BNI ternyata juga telah diterapkan oleh pedagang kaki lima. Hamidah, pemilik Warung Sop Buntut Bu Lurah di Solo Baru, mengatakan semenjak menerapkan QRIS jumlah pengunjung ke warung tenda miliknya itu makin ramai. 

Sop Buntut khas Solo yang telah berdiri lebih dari 12 tahun itu mengalami peningkatan jumlah pengunjung hingga dua kali lipat dibandingkan sebelum menggunakan QRIS. 

“Makin ramai mas. Orang-orang yang bayar pakai QRIS jumlahnya hampir sama dengan yang tunai,” kata Hamidah. 

Dalam pengembangannya, pembayaran nontunai BNI juga telah masuk ke pemerintahan, tidak hanya UMKM. Belum lama, BNI menggandeng PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut untuk meluncurkan Kartu Kredit Pemerintah Domestik (KKPD).  

Program kerja sama ini akan membantu satuan kerja yang berada di Pemerintah Daerah dalam hal pemenuhan belanja kebutuhan operasional dan perjalanan dinas.  

KKPD dikembangkan melalui mekanisme QRIS dengan sumber dana kartu kredit yang dapat ditransaksikan lebih dari 20 juta Merchant QRIS, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan bisnis baik bagi Bank Sumut maupun BNI. 

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan kolaborasi ini adalah kelanjutan dari kerja sama yang telah terjalin. Penerbitan KKPD merupakan bentuk upaya keduanya dalam mendorong program pemerintah melalui aksi afirmasi Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) khususnya terkait dengan aspek sistem pembayaran Nasional.

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi menyampaikan penggunaan KKP Domestik sebagai source of fund memudahkan PNS Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam melakukan belanja operasional ataupun belanja perjalanan dinas. Terlebih, jaringan merchant QRIS yang luas, dan didominasi oleh pelaku UMKM.  

“Sistem rekonsiliasi dan monitoring tersebut tentunya juga dapat mempermudah dan mempercepat proses pembuatan laporan pertanggungjawaban penggunaan UP dari Satker yang selanjutnya akan dilakukan proses pembayaran terhadap BPD,” kata Susi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Thomas Mola
Terkini