Bisnis.com, SURAKARTA - Bisnis hidroponik yang dijalankan oleh pengusaha asal Kabupaten Bandung Barat, Kevin Satria Yoga semakin berkembang berkat ekspansi lahan yang bersumber dari kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
"Saya memilih berbisnis di bidang hidroponik ini karena potensinya besar, bisnis pangan akan berkelanjutan dan tangguh. Bahkan saat pandemi Covid-19, bisnis ini bisa survive," kata Kevin kepada tim Jelajah BUMN untuk Indonesia pada Kamis (16/9/2022) saat ditemui di Kabupaten Bandung Barat.
Ia mulai menjalankan bisnis hidroponik bernama Croponics sejak 2017. Awalnya ia mencoba bercocok tanam sayur-sayuran dengan metode hidroponik di lahan sempit atap rumahnya di perumahan Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat.
Kevin sempat mengalami berbagai kendala yang menyebabkan tanaman hidroponik-nya gagal tumbuh. Namun, Kevin tak putus asa. Seiring berjalannya waktu, tanaman hidroponik itu tumbuh dengan baik bahkan hasil sayur mayur diminati warga sekitar.
Melihat prospek cerah, Kevin berani ambil risiko dengan memulai secara serius bisnis hidroponik di lahan seluas 2,4 hektare. Modal awal yang ia gunakan untuk memulai bisnis hidroponik pada 2017 itu sekitar Rp4 miliar.
Usaha hidroponik-nya kemudian membuahkan hasil. Di lahan dengan konsep green house itu tumbuh beragam sayuran seperti selada, pakcoy, pagoda, caisim, tomat hingga kale.
Hasil panen dari green house ia kirim ke semua supermarket di Bandung. Ia juga melayani permintaan dari sektor hotel, restoran, dan kafe. Selain itu, Croponics menerima permintaan ritel secara online melalui Instagram.
Kini, rata-rata dalam sebulan omzet Croponics mencapai Rp300 juta. Laba yang dihasilkan bisa mencapai Rp50 juta. Namun, pasar produk pertanian atau pangan memang masih besar. Ia pun tidak berpuas diri dengan hanya mendapatkan cakupan pasar di Bandung.
"Kalau supply hanya segitu-gitu saja untuk pasar yang besar, maka bisnis akan mentok. Maka butuh ekspansi," ujar Kevin.
Sedangkan, untuk berekspansi dirinya membutuhkan modal yang besar. Ia pun meminta bantuan modal dari BNI sejak 2021 untuk ekspansi itu. Dukungan modal yang ia dapatkan dari BNI senilai Rp3 miliar.
"Ini untuk mengembangkan lagi potensi bisnis pertanian di lokasi Cimencrang, Kota Bandung," katanya.
Di lahan baru itu ia mengembangkan konsep green house yang sama, namun komoditas pertanian yang berbeda, yakni melon. Menurutnya, dukungan modal dari BNI itu mampu mendongkrak omzet apabila green house sudah beroperasi dengan maksimal.
Selain menambah green house, dukungan modal usaha dari BNI itu ia juga pakai untuk mengembangkan pusat distribusi di Jakarta untuk pemasaran wilayah Jabodetabek.
Kevin juga mengaku tertarik dengan upaya BNI dalam menggaet pengusaha seperti dirinya. Misalnya, melalui solusi digital terintegrasi dari BNI bernama Xpora.
Platform digital tersebut memungkinkan UMKM BNI yang tersebar di seluruh Indonesia dapat terhubung dengan pasar luar negeri.
Solusi digital ini terhubung dengan jaringan BNI di kantor-kantor cabang luar negeri yang memungkinkan business matching dan kolaborasi dengan banyak asosiasi bisnis luar negeri.
Saat ini, BNI Xpora telah hadir di sejumlah kota-kota besar di Tanah Air seperti Medan, Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Denpasar, dan Makassar.
BNI sendiri sudah memiliki kantor representatif dan kantor cabang yang tersebar di tujuh negara, yaitu Korea Selatan, Jepang, Singapura, Hongkong, Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda.
Diketahui, per Juni 2022 BNI telah memberi dukungan pelatihan dan pembiayaan kepada 38.852 UMKM di seluruh Indonesia, bertambah sekitar 11.428 UMKM jika dibandingkan dengan posisi Juli 2021 yang sebesar 27.424 UMKM.
Seluruh UMKM yang terlibat dalam pelatihan pembiayaan tersebut diketahui berorientasi untuk ekspor, yang menandakan bahwa antusias UMKM agar produk-produk mereka dapat dijual di luar negeri, khususnya negara-negara yang telah terdapat jaringan BNI.
Pada periode tersebut juga, BNI juga telah menggelar sebanyak 133 event, yang melibatkan 878 UMKM dan 117 calon pembeli.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, per Juni 2022 BNI mencatat pembiayaan yang telah disalurkan kepada nasabah yang berorientasi kepada ekspor mencapai Rp22,09 triliun, tumbuh Rp7,35 triliun atau 49,85 persen dibandingkan dengan posisi Juli 2021 yang saat itu sebesar Rp14,74 triliun.
BNI juga telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp17,18 triliun pada semester I-2022, kepada 147.882 akun. KUR menjadi salah satu strategi BNI dalam mendorong ekspor baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel