Suku Bunga BI Naik 50 Bps, Ini Respons Menteri Keuangan Sri Mulyani

Bisnis.com,22 Sep 2022, 14:52 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan saat Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (1/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menilai bahwa kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan merupakan pilihan paling tepat untuk menghadapi kondisi ekonomi saat ini, terutama di tengah gejolak ekonomi global dan setelah adanya kenaikan suku bunga The Fed.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelum berlangsungnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). Dia menyatakan bahwa pemerintah meyakini bahwa keputusan BI merupakan yang terbaik dalam kondisi saat ini.

"BI pasti tahu apa yang akan dilakukan [dalam kondisi ekonomi seperti saat ini]," ujar Sri Mulyani pada Kamis (22/9/2022) siang saat ditemui di komplek Gedung DPR, Jakarta.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 21 dan 22 September 2022, bank sentral memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 50 basis poin. Selain itu suku bunga deposit facility dan lending facility pun naik dengan besaran yang sama.

"Memutuskan untuk BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen, suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 3,50 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5,00 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil RDG BI, Selasa (23/9/2022).

Sejalan dengan keputusan ini, BI menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 basis poin menjadi 3,5 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,0 persen.

Menurut Perry, pihaknya mengambil keputusan tersebut sebagai langkah front loaded dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi. BI ingin memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2—4 persen pada semester II/2023.

"Serta memperkuat stabilisasi moneter sesuai fundamentalnya ditengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," ujar Perry.

Sebelumnya sejumlah ekonom dan pengamat memperkirakan BI kembali menaikan suku bunga acuan 25 bps pada bulan ini menjadi 4 persen. 

Adapun dalam RDG terakhir atau Agustus 2022, BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen. Keputusan mengkerek BI7DRR ini diambil untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19.

Sebagaimana diketahui sepanjang pandemi Covid-19, BI menurunkan suku bunga acuan hingga akhirnya menyentuh 3,5 persen. Bank sentral mempertahankan angka tersebut sejak Februari 2021 hingga Juli 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini