Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan yang lebih agresif pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini, yaitu sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen.
Keputusan tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking BI untuk menjangkar ekspektasi inflasi, serta untuk mengembalikan inflasi inti ke sasaran 2–4 persen pada semester II/2023. Pada tahun ini, BI memperkirakan tingkat inflasi akan melebihi 6 persen, dengan inflasi inti mencapai 4,6 persen.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan tidak akan berdampak signifikan dalam menurunkan laju inflasi.
Pasalnya, inflasi yang meningkat tinggi saat ini lebih disebabkan oleh sisi supply, bukan permintaan. Dengan demikian, tingkat inflasi hingga akhir tahun diperkirakan tetap tinggi.
“Kenaikan suku bunga acuan saya perkirakan tidak akan banyak membantu menurunkan inflasi karena lonjakan inflasi disebabkan oleh faktor-faktor non moneter di sisi supply,” katanya kepada Bisnis, Kamis (22/9/2022).
Piter berpendalat, kenaikan suku bunga acuan yang agresif sebesar 50 basis poin lebih untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pasalnya, jika tidak menaikkan suku bunga, rupiah akan terus terpuruk di atas level Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Kenaikan suku bunga acuan BI, rupiah diharapkan bisa kembali stabil di level bawah Rp15.000 per dolar AS,” jelasnya.
Piter memperkirakan bahwa BI masih akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak satu kali hingga akhir tahun.
Namun demikian, kenaikan suku bunga acuan ke depan kata dia akan sangat bergantung pada perkembangan inflasi dan nilai tukar rupiah.
Pada kesempatan berbeda, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan bahwa stance kebijakan BI tersebut menunjukkan ke pasar dan konsumen bahwa BI cukup agresif dan fokus dalam mengendalikan inflasi.
“Ini dari sisi stance menjaga market confidence cukup baik karena BI berusaha ahead the curve,” katanya.
Menurutnya, BI masih akan menaikkan suku bunga acuan pada kisaran 25 hingga 50 basis poin ke depan.
“Memang dilihat dari kondisi global di mana suku bunga bank sentral lain masih dinaikkan secara agresif, BI saya rasa tepat menaikkan 25 basis poin untuk menjaga ekspektasi inflasi kedepannya,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel