Namun, bukan berarti layanan paylater bisa menggantikan kartu kredit. Menurut Indina, basis konsumen kartu kredit dan paylater berbeda. Terutama dari sisi riwayat dan pengalaman dalam memperoleh akses pinjaman konvensional, serta kecenderungan untuk mengakses layanan pinjaman yang lebih fleksibel dan praktis.
"Kerja sama dengan pemain paylater seperti Kredivo merupakan upaya perbankan melakukan perluasan atau diverifikasi portofolio, karena segmen pengguna paylater memang berbeda dengan kartu kredit. Sehingga, bukannya berkompetisi, tapi justru kolaborasi untuk menyentuh segmen konsumen tersebut," jelasnya.
Senada, perusahaan pembiayaan bagian dari Akulaku Group, PT Akulaku Finance Indonesia optimistis kepercayaan bank untuk menyalurkan pendanaan terhadap pemain kredit digital bakal terus bertumbuh.
"Kami telah bekerja sama dengan 20 perbankan. Sebanyak 10 bank pola channeling dengan fasilitas sekitar Rp4 triliun, sisanya pola executing. Kami yakin plafon channeling kami ke depan akan terus meningkat, sejalan dengan kinerja pembiayaan kami," ungkap Presiden Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga kepada Bisnis.
Efrinal mengakui bahwa terkhusus pola channeling, pihaknya harus membuktikan diri terlebih dahulu untuk mampu memenuhi ekspektasi bank-bank yang berminat memberikan pendanaan kepada pihaknya.
Sebagai gambaran, realisasi pembiayaan baru Akulaku Finance per Agustus 2022 mencapai Rp9 triliun dari target menyentuh Rp11 triliun pada akhir tahun nanti. Sebagai perbandingan, tahun lalu Akulaku Finance mencatatkan pembiayaan baru Rp9,5 triliun.
"Akulaku Finance harus terus menjaga kepercayaan mitra perbankan yang bekerja sama dengan kami. Karena dari sisi perbankan, pembiayaan channeling itu turut mendongkrak number of account dan portofolio mereka," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel