Kronologi Guru Besar UGM Meninggal Dunia karena Terseret Ombak di Pantai Indrayanti

Bisnis.com,24 Sep 2022, 17:15 WIB
Penulis: JIBI
Pemkab Gunung Kidul tetap membuka objek wisata meski ada lonjakan kasus Covid-19./Antara-Sutarmi

Bisnis.com, SOLO - Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM Prof Sumekto Wibowo (78) dikabarkan meninggal dunia karena terseret ombak di Pantai Indrayanti di Kalurahan Tepus, Tepus, Gunung Kidul, DIY Sabtu (24/9/2022) siang.

Prof SW dinyatakan meninggal dunia setelah upaya penyelamatan dari tim SAR tidak berhasil.

Kronologi

Melansir dari Harian Jogja, kecelakaan laut ini bermula saat korban bersama teman alumni Fakultas Kedokteran UGM Angkatan 61-63 menyelenggarakan reuni dengan berwisata ke Pantai Indrayanti.

Rombongan pun tiba di pantai sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah beristirahat, SW dan seorang rekan memutuskan untuk berfoto-foto di pantai.

Tak disangka, ombak tinggi datang dan menyeret korban hingga ke tengah laut. Melihat kejadian ini, tim SAR yang berjaga berusaha memberikan pertolongan dengan mengevakuasi korban.

Tubuh SW dapat diselamatkan dan dibawa ke tepi namun dalam keadaan tak sadarkan diri. Pertolongan lanjutan pun dilakukan dengan membawa korban ke Puskesmas 1 Tepus. Namun pada saat diperiksa dokter, SW dinyatakan meninggal dunia.

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah 1 DIY di Pantai Baron, Surisdiyanto membenarkan adanya seorang pengunjung yang meninggal dunia karena terseret ombak di Pantai Indrayanti.

Berdasarkan pada kartu identitas, korban berprofesi sebagai guru besar fakultas kedokteran UGM.

Saat ditemukan, SW dalam keadaan tak sadarkan diri dengan mulut mengeluarkan busa.

“Kemungkinan kebanyakan minum air sehingga tidak sadarkan diri,” kata Surisdiyanto, Sabtu sore.

Jenazah korban pun langsung dibawah ke RSUD, untuk kemudian diserahkan ke keluarga.

Waspadai gelombang tinggi

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 1 DIY, Marjono berharap kepada pengunjung untuk terus berhati-hati saat bermain di pantai.

Berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ada potensi kenaikan gelombang mulai 24-26 September 2022. Ketinggian gelombang diprediksi antara 4-6 meter.

“Saat kejadian juga pas terjadi kenaikan gelombang,” katanya.

Marjono berharap peristiwa ini menjadi pelajaran sehingga peristiwa yang sama tidak terulang kembali.

Ia mengingatkan keselamatan pengunjung tidak menjadi tugas dari anggota SAR, tapi sangat bergantung kepada diri sendiri.

“Kami hanya membantu dan mengingatkan untuk tidak bermain di area berbahaya. Laka di Pantai Indrayanti sebenarnya petugas SAR sudah mengingatkan tapi kurang dihiraukan hingga tubuh korban terseret ombak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Restu Wahyuning Asih
Terkini