Bisnis.com, JAKARTA — National Working Group on Benchmark Reform (NWGBR) sebagai perwakilan otoritas dan pelaku pasar keuangan yang mengawal proses reformasi referensi suku bunga rupiah menerbitkan panduan penggunaan IndONIA pada hari ini, Jumat (30/9/2022).
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari menyampaikan bahwa panduan penggunaan IndONIA yang diterbitkan hari ini yaitu sebagai referensi suku bunga rupiah pada berbagai produk keuangan.
Hal ini bertujuan meningkatkan integritas referensi suku bunga rupiah dalam mendukung proses pendalaman pasar keuangan, efektivitas transmisi kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan.
Fokus utama panduan ini untuk menjelaskan pilihan rekomendasi referensi suku bunga rupiah yang didasarkan kepada IndONIA serta contoh penggunaannya pada berbagai produk keuangan.
“Panduan ini akan membantu seluruh pelaku usaha dan pemangku kepentingan terkait untuk memahami proses reformasi referensi suku bunga rupiah dan menjadi panduan dalam penggunaannya untuk berbagai produk keuangan,” katanya dalam siaran pers, Jumat (30/9/2022).
Dia menjelaskan sejalan dengan reformasi referensi suku bunga di pasar keuangan global, NWGBR merekomendasikan alternatif referensi suku bunga/alternative reference rate (ARR) rupiah non-overnight yang dibentuk berdasarkan IndONIA serta dihitung sesuai international best practice, termasuk IOSCO Principle, sehingga robust dan kredibel. ARR tersebut pada saatnya akan menggantikan JIBOR.
Lebih lanjut, untuk membantu seluruh pelaku ekonomi dan pemangku kepentingan terkait dalam menggunakan rekomendasi ARR rupiah, pada awal 2023 Bank Indonesia akan mempublikasikan Compounded IndONIA dan IndONIA Index.
Compounded IndONIA yang akan dipublikasikan adalah referensi suku bunga rupiah dengan tenor 30 hari, 90 hari, 180 hari dan 360 hari.
Sementara untuk tenor-tenor lainnya, pelaku pasar dapat menggunakan IndONIA Index. Publikas Compounded IndONIA dan IndONIA Index akan dilakukan paralel dengan publikasi JIBOR sampai dengan penetapan tanggal penghentian publikasi JIBOR yang akan diumumkan kemudian.
“Hal tersebut bertujuan untuk memberikan waktu bagi pelaku ekonomi dan pemangku kepentingan terkait guna mempersiapkan transisi dari JIBOR ke IndONIA,” jelasnya.
Penggunaan IndONIA sebagai referensi suku bunga rupiah dalam produk pasar keuangan (IndONIA-based market) ini akan memberikan transparansi harga bagi pelaku ekonomi sehingga akan mendorong proses pendalaman pasar keuangan.
Harga yang terbentuk dari IndONIA-based market akan membentuk kurva suku bunga pasar uang yang kredibel sehingga akan mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel