Aturan Wajib Wamil Bikin Agensi BTS Kehilangan Rp152,37 Triliun

Bisnis.com,30 Sep 2022, 15:38 WIB
Penulis: Asahi Asry Larasati
Penampilan Boyband BTS di panggung Grammy Awards 2022/Billboard

Bisnis.com, JAKARTA — Saham agensi salah satu boy band asal Korea Selatan BTS jatuh di bawah harga penawaran umum perdana untuk pertama kalinya, hal ini memperpanjang kekalahan yang menghapus nilai pasar sekitar US$10 miliar atau Rp152,37 triliun (kurs Rp15.237) dari puncaknya.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (30/9/2022) saham Hybe Co turun 7,1 persen menjadi 130.000 won pada hari Rabu, di bawah harga debutnya 135.000 won. Saham sudah anjlok sejak Juni ketika boy band membuat pengumuman mengejutkan untuk beralih ke proyek solo, dengan tenggat waktu karena para anggota harus menjalankan wajib militer (wamil).

Seperti diketahui, wamil merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh seluruh pria di Korea Selatan saat usia tertentu. Meski demikian, spekulasi yang tersisa BTS mungkin diizinkan untuk tidak melakukan hal tersebut sebagai pengecualian untuk tetap tampil karena perubahan harga saham yang liar.

Adapun sembilan tahun sejak debut mereka, BTS telah memecahkan rekor hit dan penayangan video, termasuk akumulasi tercepat dari lagu No. 1 di Billboard Hot 100 sejak Michael Jackson. Saham memuncak pada November 2021 ketika Hybe mengumumkan investasi di bursa kripto terbesar di Korea.

Akan tetapi, sekalipun basis penggemar global mereka tetap utuh, harga saham mengalami tren penurunan tahun ini karena investor khawatir atas ketergantungan Hybe yang berlebihan pada BTS dan tidak bisa membayangkan bila para anggota boy band ini harus ikut wamil yang berlangsung selama satu tahun.

Pemerintah Korea Selatan khawatir jika memberikan pengecualian tertentu pada grup populer ini bisa menyebabkan kehilangan budaya bagi masyarakat, sehingga anggota BTS harus meninggalkan pekerjaan untuk sementara dan mendaftar wajib militer. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini