Tragedi Kanjuruhan: Pemprov Jatim Tanggung Pengobatan & Santunan

Bisnis.com,02 Okt 2022, 21:45 WIB
Penulis: Peni Widarti
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi keluarga korban tragedi suporter sepak bola di Kanjuruhan Malang, Minggu (2/10/2022). Dok. Pemprov Jatim

Bisnis.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh biaya pengobatan maupun perawatan jenazah korban Tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RS Saiful Anwar Malang akan ditanggung Pemprov Jatim.

“Sementara, untuk biaya pengobatan dan perawatan jenazah warga Malang baik di RSUD maupun RS di wilayah tersebut akan menjadi tanggung jawab Pemkab dan Pemkot Malang," kata Khofifah dalam keterangan yang diterima Bisnis, Minggu (2/10/2022).

Dia melanjutkan, bagi korban yang meninggal dunia dipastikan semua prosesnya akan dilakukan dengan maksimal di RSSA, mulai dari mengidentifikasi jenazah, mencocokkan dengan DNA keluarga, memandikan, mengkafani hingga mensalatkan jenazah bagi yang Muslim.

"Jika nanti setelah dari RSSA akan disalatkan kembali di tempat masing-masing juga dipersilahkan. Tapi, kita berharap pada saat pulang dari RS Saiful Anwar, jenazah dalam kondisi sudah dimandikan dan disalatkan," katanya.

Dalam kunjungannya ke Malang, Khofifah ingin memastikan korban luka-luka maupun korban meneinggal segera tertangani dengan baik. Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menyampaikan bahwa Pemprov Jatim akan memberikan santunan bagi keluarga korban yang meninggal dunia, termasuk bagi korban perawatan dengan memberikan santunan Rp5 juta.

"Pemprov akan memberikan santunan takziah masing-masing Rp10 juta. Sebagian sudah kami sampaikan kepada ahli waris. Kemudian yang luka berat yang dalam tindakan maka pemprov telah memberikan Rp5 juta," jelasnya.

Adapun pada 2 Oktober 2022 per pukul 17.30 WIB, data sementara hasil sinkronisasi dengan dinas kesehatan Kabupaten Malang yang mengoperasikan crisis center tercatat sebayak 125 orang dinyatakan meninggal dunia.

“Atas nama pemerintah dan secara pribadi saya mengucapkan belasungkawa untuk mereka yang telah meninggal. Mudah-mudahan ini pelajaran bagi kita semua agar tidak terjadi lagi," imbuhnya.

Direktur Utama RSSA, dr. Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa banyak korban meninggal dunia yang disebabkan karena berdesakan, terjatuh dan mengalami trauma kepala dan dada.

"Berdesakan, trauma kepala dan dada, terinjak, tertekan dadanya, terjatuh juga," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan
Terkini