Halte Transjakarta Bundaran HI, Ketua DPRD DKI Ingatkan Pesan Soekarno

Bisnis.com,03 Okt 2022, 17:51 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyerahkan dokumen sekaligus memberikan keterangan soal Formula E, di Jakarta Selatan, Selasa (8/2/2022). JIBI/Bisnis-Nancy Junita @prasetyoedimarsudi

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengomentari pembangunan halte Transjakarta Bundaran HI yang menimbulkan polemik. Terkait hal tersebut, dia mengutip pesan Presiden Pertama Indonesia Ir Soekarno tentang sejarah.

"'Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!' Harusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjaga dengan baik wejangan tersebut dalam pelaksanaan pembangunan termasuk revitalisasi halte Transjakarta Bundaran HI," kata Prasetyo dikutip dari Instagram pribadinya, Senin (3/10/2022).

Dia menyinggung bangganya pemerintah dan masyarakat saat Monumen Selamat Datang didirikan kala itu. Menurutnya, patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan bukan sekadar pajangan.

"Namun lebih kepada bahwa Indonesia pantas diperhitungkan di kancah dunia dengan kesiapannya menggelar perhelatan pesta olahraga se-Asia yang keempat," imbuhnya.

Prasetyo pun menyayangkan pembangunan Halte Bundaran HI yang menghalangi Monumen Selamat Datang tersebut. Menurutnya hal tersebut tidak sepadan dengan sejarah yang ada.

"Cepat atau lambat, sebagai pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta saya akan memanggil PT Transjakarta dan SKPD terkait untuk menjelaskan pelaksanaan revitalisasi halte Transjakarta yang nyatanya sudah banyak mengecewakan banyak pihak itu," tandasnya.

Sejarawan JJ Rizal sebelumnya meminta Gubernur Anies Baswedan untuk menyetop pembangunan Halte Tosari-Bundaran HI.

"Pak Gubernur Anies Baswedan mohon setop pembangunan halte Transjakarta Tosari-Bundaran HI yang merusak pandangan ke patung selamat datang," kata JJ Rizal di Twitter, dikutip Kamis (29/9/2022).

Menurutnya, patung selamat datang bernilai sejarah karena peninggalan Presiden Soekarno. JJ Rizal dalam keterangannya menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta harus mencari konsep yang menghormati kawasan sejarah.

"Arsitektural yang ditawarkan Transjakarta adalah arsitektural yang arogan, tidak menghargai kawasan yang sangat penting menjadi penanda perubahan Jakarta dari kota kolonial menjadi kota nasional. Itu gimana caranya," katanya.

Menurutnya, kawasan Bundaran HI memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan strategis. Kemudian, dimanfaatkan oleh banyak orang untuk urusan komersialisasi.

"Seharusnya BUMD seperti Transjakarta itu tidak ikut-ikutan. Justru dia harus mewakili sisi untuk memberikan kepada publik bagaimana model arsitektural yang respek terhadap kawasan bersejarah. Nah ini kan enggak, malah berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang lebih mendahulukan kepentingan profit daripada kepentingan respek," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini