Live: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini Berpotensi Naik

Bisnis.com,04 Okt 2022, 15:30 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat mengikuti Wall Street pada perdagangan Selasa (4/10/2022).

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, angin segar menyelimuti Wall Street semalam. Hal tersebut akibat setelah selama September, Indeks DJIA turun sebesar 5,84 persen atau Indeks DJIA turun 19,39 persen ytd, di awal Oktober.

Pada Senin, kata Edwin, Indeks DJIA ditutup menguat sebesar 2,66 persen seiring turunnya yield Obligasi AS tenor 10 tahun sebesar 4,86 persen ke level 3,643 persen.

Hal tersebut sebagai dampak mengecewakannya data manufacturing September 2022 yang tumbuh terlemah selama 2,5 tahun terakhir akibat kontraksi New Orders.

"Jika penguatan cukup tajam Indeks DJIA dikombinasikan dengan naiknya EIDO sebesar 1,03 persen serta reboundnya harga beberapa komoditas, IHSG berpotensi ditutup menguat dalam perdagangan Selasa ini," kata Edwin, Selasa (4/10/2022).

Edwin memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 6.987-7.093 pada perdagangan hari ini.

Dia merekomendasikan investor untuk buy saham seperti TINS, MYOR, HOKI, ADHI, ITMG, MBAP, INDY, ISAT, BRIS, dan MEDC.

 

15:30 wib
IHSG Ditutup Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.01 WIB, IHSG parkir pada posisi 7.077,73 atau menguat 68,02 poin atau 0,97 persen. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG terus berada di zona hijau.

IHSG bergerak pada rentang 7.045,8 - 7.101,47. Tercatat 383 saham menguat, 180 saham melemah dan 133 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau meningkat pada posisi Rp9.327,95 triliun.

10:40 wib
IHSG Berpotensi Menguat

Pasar saham AS telah mengalami penurunan tiga kuartal berturut-turut dalam tahun yang penuh gejolak yang ditandai oleh kenaikan suku bunga agresif untuk menjinakkan inflasi yang tinggi secara historis, dan kekhawatiran tentang ekonomi yang melambat.

"Pasar imbal hasil AS (sedang) mundur - itu positif dan berkonotasi dengan lingkungan yang lebih berisiko," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley Wealth di Boston dikutip dari Antara (4/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini