Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat Pasca Data Manufaktur AS Tekan Dolar

Bisnis.com,04 Okt 2022, 09:25 WIB
Penulis: Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (4/10/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah dibuka melemah 75,5 poin atau 0,50 persen sehingga parkir di posisi Rp15.302 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau naik tipis 0,02 persen atau 0,01 poin ke level 111,76.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau dibuka turun di hadapan dolar AS. Mata uang rupee India turun 0,65 persen, baht Thailand turun 0,40 persen, yen Jepang turun 0,17 persen, dan dolar Singapura turun 0,03 persen, 

Beberapa mata uang kawasan Asia yang terpantau menguat terhadap dolar AS pada pembukaan hari ini adalah won Korea Selatan naik 0,41 persen, dolar Taiwan naik 0,21 persen, yuan Cina naik 0,13 persen, dan peso Filipina naik 0,08 persen.

Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah kemungkinan menguat terhadap dolar AS lantaran adanya konsolidasi. Dolar AS disebut mengalami tekanan pasca data survei aktivitas manufaktur per September menunjukkan perlambatan.

Data ini mengindikasikan bahwa perekonomian AS sudah mulai terkena dampak negatif dari inflasi dan tingginya suku bunga. Adapun tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun menjadi cerminan ekspektasi usai terkoreksi dari 4 persen ke kisaran 3,6 persen.

“Tapi di sisi lain, kekhawatiran inflasi tinggi akan memperlambat perekonomian global dan Indonesia bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah hari ini,” ujar Ariston kepada Bisnis pada Selasa (4/10/2022).

Ariston memprediksi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menuju ke arah Rp15.250 dengan potensi resisten di level Rp15.310.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini