Rencana Right Issue Berlangsung, KAYU Jajaki Ekspor ke Korea Selatan

Bisnis.com,05 Okt 2022, 06:37 WIB
Penulis: Dewi Fadhilah Soemanagara
Pada 2015, PT Darmi Bersaudara memutuskan berkonsentrasi penuh menjalankan perdagangan ekspor kayu olahan bermerek dagang Darbe Wood dengan bahan baku legal dari hutan Indonesia. Darmi Bersaudara menyediakan pasokan kayu olahan jenis Decking, E2E, T&G, Flooring, Door Jamb, Post Beam, Finger Joint dan Window Jamb dengan tujuan pasar ekspor ke China, Nepal, India, Korea Selatan, Australia dan Eropa. /indonesia.darbewood.com

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen kayu PT Darmi Bersaudara Tbk. (KAYU) tengah mempersiapkan penambahan jaringan ekspor baru, salah satunya ke Korea Selatan.

Direktur Darmi Bersaudara Nanang Sumartono Hadiwidjojo menjelaskan persiapan pengapalan ke Korea terus berjalan dan masih terus berkomunikasi dengan pembeli terkait teknis pelaksanaan.

“Di bulan September 2022 ini, perseroan menurunkan tim untuk mendampingi tim teknis kontrol kualitas dari pihak pembeli untuk memastikan produk ekspor dari workshop kami telah memenuhi standar yang diminta oleh pasar di Korea Selatan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (5/10/2022).

Per September 2022, KAYU telah mengekspor 110 kontainer sebanyak 209.336 pcs di tengah harga freight dan kontainer yang masih terus berkontraksi.

Terkait ketersediaan bahan baku ekspor ke wilayah-wilayah rintisan, KAYU berkoordinasi dengan pemasok baru sampai 2026, salah satunya menandatangani perjanjian kerja sama bilateral dengan perusahaan pemilik konsesi lahan di Indonesia timur.

Lebih lanjut, KAYU juga tengah memproses sertifikasi kelayakan asal kayu untuk memenuhi kepatuhan tata kelola niaga kayu internasional, khususnya untuk ekspor ke Eropa dan Amerika Utara.

Sebagai informasi, KAYU saat ini masih mempersiapkan aksi korporasi untuk menggelar rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang rencananya akan terealisasi menjelang akhir 2022 atau awal 2023.

Adapun dana hasil rights issue akan digunakan untuk menjamin ketersediaan kontainer dan pengendalian harga freight.

“Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan penggunaan dana tersebut diperluas untuk pengadaan sarana produksi, sebagai langkah awal mewujudkan rencana jangka panjang perseroan hingga 2026,” tutup Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini