Prospek Investasi Apartemen 2023 Tidak Begitu Menjanjikan

Bisnis.com,06 Okt 2022, 04:49 WIB
Penulis: Afiffah Rahmah Nurdifa
Kondisi makro ekonomi saat ini menghambat penambahan pasokan dan penjualan unit apartemen.

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi makro ekonomi saat ini dinilai menjadi sumber dari keraguan developer untuk me-launching proyek apartemen baru di kuartal III/2022.

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menjelaskan kenaikan faktor-faktor yang mendorong hal ini yaitu adanya kenaikan harga bangunan dan inflasi.

"Developer cenderung kurang percaya diri dengan kondisi makro saat ini, itu terlihat dari berkurangnya proyek yang di launching pada kuartal ini dan sepanjang 2022," kata Ferry, Rabu (5/10/2022).

Berdasarkan data kondisi pasar properti kuartal III/2022 yang dirilis Colliers, total pasokan apartemen di periode ini sebanyak 219,859 unit atau naik 0,1 persen dari kuartal sebelumnya dan naik 1,3 persen year-on-year (yoy).

Sementara itu, tidak ada penjualan yang signifikan selama kuartal ketiga maupun sepanjang tahun 2022. Ferry melihat sebagain besar proyek apartemen mengalami kesulitan dalam penjualan, bahkan ada yang tidak mencatatkan transaksi sama sekali.

"Sepanjang 2022 itu baru 782 unit yang terjual jadi masih sekitar 61 persen dari total penjualan tahun lalu. Dan ini trenya terus melandai, kami perkirakan penjualan tahun ini tidak akan bisa melampaui penjualan 2021," jelasnya.

Beberapa penyebabnya yaitu tidak adanya stimulus yang mendorong penjualan properti. Adapun diskon PPN DTP telah berakhir dan tidak ada pendorong lain setelah itu.

Selain itu, di pasar sekunder sendiri orang atau pelaku bisnis cenderung menjaga cash di saat ekonomi sulit seperti saat ini.

Dari segi investasi, sektor apartemen tidak diproyeksi cerah jika digunakan hanya untuk menambah porotfolio investasi, sebab penjualannya pun tidak mengalami peningkatan.

"Yang paling pas supaya bisa mendongrak apartemen ini adalah menjadikan apartemen ini objek untuk hunian jadi bukan sekadar untuk investasi," tegasnya.

Berbeda dengan perumahan yang kinerja penjualannya stabil karena pembelinya merupakan end user. Artinya, dalam hal ini pembelian apartemen lebih digeser tempat tinggal bukan sekadar aset investasi.

Dengan demikian, upaya yang perlu dilakukan adalah mendorong konsumen end user untuk menjangkau hunian vertikal. Salah satunya dapat digunakan dengan metode staircasing ownership sehingga tinggal di hunian vertikal lebih terjangkau untuk masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini