WJIS 2022: PLN Tawarkan 3 Paket Skema Investasi SPKLU

Bisnis.com,06 Okt 2022, 21:42 WIB
Penulis: Dea Andriyawan
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)/Antara

Bisnis.com, BANDUNG - PT PLN (PerserO) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat menawarkan tiga paket skema investasi dalam bisnis Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Manager Sub Bidang Revenue Assurance PLN UID Jawa Barat Kurniawan Fitrianto mengatakan, pihaknya membuka pintu investasi bagi investor atau pengusaha yang akan berbisnis di bidang SPKLU.

"Skemanya adalah, untuk bisa berbisnis SPKLU, syaratnya memiliki izin usaha penyediaan tenaga listrik, mengingat tidak semua masyarakat atau pelaku bisnis saat ini memiliki syarat perizinan itu, PLN memberikan kemudahan bermitra dengan PLN, sehingga nanti partner diberikan hak menggunakan izin usaha milik PLN," imbuh Kurniawan kepada Bisnis, dalam West Java Investment Summit (WJIS) 2022, di Trans Hotel Bandung, Kamis (6/10/2022).

Tiga paket skema tersebut di antaranya adalah Paket Medium Charge, Paket Fast Charger dan Ultra Fast Charger.

"Paket medium charger untuk pengisian daya 25 Kw, paket fast charger 50 Kw dan ultra fast charger 100 kw ke atas," ungkap Kurniawan.

Yang membedakan dari setiap paket tersebut lanjut Kurniawan adalah kapasitas charger yang tersedia. Semakin tinggi Kw, maka akan semakin cepat juga proses pengisian dayanya.

"Kalau ultra fast charger itu 30 menit bisa full, medium charger itu kurang dari 2 jam atau 1 jam 45 menitan, itu dari 0-100 persen," jelasnya.

Untuk proses investasi, nantinya investor membayar sejumlah biaya yang tentunya merupakan biaya investasi yang terdiri dari pembangunan shelter serta untuk mesin chargernya.

"Nanti shelter bisa indor atau outdor, kita serahkan untuk tempat kepada investor lokasinya dimana," jelasnya.

Menurut Kurniawan, bisnis di sektor SPKLU ini menjadi bisnis prospektif. Secara alami kata dia, pengguna kendaraan listrik akan terus berkembang seiring dengan terus meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baik non maupun subsidi.

"Ini akan secara alami meningkat, apalagi sekarang muncul banyak kendaraan listrik yang harganya cukup terjangkau," imbuhnya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini