Ramalan Analis Soal Kinerja Laba BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI

Bisnis.com,11 Okt 2022, 20:21 WIB
Penulis: Dionisio Damara
BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri diperkirakan akan membukukan pertumbuhan kredit yang lebih kuat pada September 2022 sehingga mendorong laba. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas memperkirakan empat bank berkapitalisasi jumbo akan membukukan pertumbuhan kredit yang lebih kuat pada September 2022. Dengan demikian, hal tersebut akan mendorong kemampuan bank dalam mencetak laba bersih.

Keempat bank tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo dalam risetnya menyebutkan perkiraan terkait pertumbuhan kredit akan didorong oleh tangguhnya pertumbuhan ekonomi, seasonality, dan inflasi yang tinggi sehingga mampu meningkatkan permintaan kredit.

“Secara keseluruhan, kami saat ini tidak mengharapkan ekspansi NIM [net interest margin] yang signifikan karena bank tampaknya mempertahankan suku bunga pinjaman mereka untuk saat ini,” ujar Handiman dalam riset pada Selasa (11/10/2022).

Handiman menyatakan bahwa BBRI akan menjadi bank dengan pertumbuhan laba bersih terkuat secara tahunan (year­-on-year/yoy). Capaian tersebut akan diikuti oleh BBNI, BMRI, dan BBCA.

Menurutnya, BBRI akan membukukan pertumbuhan laba bersih terkuat berkat pertumbuhan kredit di segmen mikro, campuran simpanan, dan biaya provisi moderat. Kehadiran holding ultramikro juga diperkirakan mampu menghasilkan imbal hasil yang tinggi.

“Kami juga memperkirakan cost of credit [CoC] akan terus dalam tren turun, terutama setelah mempertimbangkan rencana OJK untuk memperpanjang kebijakan relaksasi restrukturisasi pinjaman satu tahun lagi. Kami memperkirakan laba bersih konsolidasi BBRI pada September 2022 mencapai Rp39,9 triliun,” tutur Handiman.

Sementara itu, laba bersih BBCA diproyeksi masih sejalan dengan perkiraan konsensus pada September 2022.  Hal ini terjadi di tengah perlambatan berkelanjutan dari biaya provisi dan percepatan pertumbuhan total pendapatan atau top-line.

Handiman memperkirakan margin BBCA akan mulia meningkat karena rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) rendah sehingga penempatan di sekuritas melimpah. Mirae memperkirakan laba bersih konsolidasi BBCA mencapai Rp28,7 triliun pada September.

Adapun, pertumbuhan pendapatan BMRI diperkirakan berlanjut pada September 2022 didorong oleh pertumbuhan top-line yang solid. Kredit juga diproyeksikan bertumbuh di semua segmen, mulai dari mikro, komersial, dan korporasi.

Pertumbuhan simpanan yang kuat, terutama dari sisi dana murah (current account saving account/CASA) akan didorong oleh inisiatif digital untuk nasabah ritel melalui aplikasi Livin’ by Mandiri dan nasabah korporasi lewat Kopra by Mandiri.

“CoC mungkin tetap stabil pada cakupan yang luas dan kualitas aset yang ditingkatkan. Kami memperkirakan laba bersih konsolidasi 9M22 mencapai Rp30,2 triliun,” tutur Handiman. 

Selain itu, BBNI diperkirakan mencatat pre-provisioning operating profit (PPOP) yang lemah seturut dengan melemahnya pertumbuhan top-line. Hal ini disebabkan pinjaman tumbuh lebih rendah dan diperburuk oleh fokus perseroan pada segmen korporasi dengan hasil rendah.

Handiman menyatakan kemampuan BBNI untuk meningkatkan kualitas aset akan menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan laba secara lebih tangguh. BBNI diperkirakan masih mampu membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp13,3 triliun pada September 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini