Konten Premium

Ironi Pengembangan EBT di Proyek Panas Bumi Sorik Marapi

Bisnis.com,13 Okt 2022, 12:58 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Pengembangan PLTP Sorik Marapi dengan kapasitas total sebesar 240 MW merupakan salah satu proyek strategis nasional dan menjadi bagian dalam Program 35.000 MW maupun Program FTP 10.000 MW Tahap II. /ebtke.esdm.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Insiden dugaan paparan gas hidrogen sulfida (H2S) lagi-lagi kembali mewarnai pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi. Kejadian berulang ini seolah menjadi ironi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia yang tengah digenjot pemerintah. 

Tercatat sudah empat kali insiden serupa terjadi dalam kurun waktu hampir 2 tahun terakhir. Berdasarkan catatan Bisnis, insiden pertama terjadi pada 25 Januari 2021 ketika pengembang PLTP Sorik Marapi, PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP), melakukan kegiatan buka sumur SMP-T02  pada proyek PLTP Sorik Marapi Unit II di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Kejadian itu telah menyebabkan lima orang warga sekitar meninggal dunia dan 54 orang dirawat di rumah sakit.  

Kasus paparan gas tersebut merupakan yang terberat yang pernah terjadi sepanjang sejarah pengembangan panas bumi di Indonesia.  Kala itu, Kementerian ESDM menyimpulkan kecelakaan panas bumi di proyek PLTP Sorik Marapi disebabkan adanya malaoperasional oleh PT SMGP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini