Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) memproyeksikan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di sisa akhir tahun ini tumbuh 7-8 persen meskipun terjadi kenaikan suku bunga acuan dari Bank Indonesia.
Sebagaimana diketahui, dalam dua bulan terakhir Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps), sehingga menjadi 4,25 persen.
Direktur Consumer Bank BTN, Hirwandi Gafar mengatakan, perseroan tetap optimis menuju akhir Desember permintaan KPR akan tinggi. "Kenaikannya saya hitung di KPR subsidi dan non subsidi bisa sampai 7-8 persen," ujarnya dalam acara penandatangan perjanjian kerja sama dan peluncuran KPR BTN Rent to Own, Rabu (12/10/2022).
Sebagai upaya meningkatkan KPR, BTN pun meluncurkan sejumlah program, dan yang terbaru adalah KPR BTN Rent To Own. Melalui program tersebut, konsumen bisa menjalani kredit dengan mekanisme sewa terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu.
"Program ini tidak hanya membantu masyarakat yang mengalami keterbatasan pemilikan rumah, tapi juga membantu masyarakat mengumpulkan uang muka terlebih dahulu sebelum kredit," ujar Hirwandi.
Sebelumnya, BTN juga mengenalkan program KPR BTN Gaess for Millenial. "Program itu terus berjalan dan cukup banyak peminat. Ini karena kalau bicara KPR, 70 persen lebih customer-nya adalah milenial," ujarnya.
Diketahui, BTN telah menyalurkan total kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp17,03 Triliun per Juni 2022, atau tumbuh 24,78 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pertumbuhan KPR tersebut berasal dari penyaluran KPR subsidi sebesar Rp10,87 Triliun atau tumbuh 14,84 persen yoy dan KPR nonsubsidi sebesar Rp 6,15 triliun atau tumbuh 47,33 persen.
“Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan 2 tahun terakhir [2020 dan 2021], yang mengindikasikan demand masyarakat untuk kepemilikan rumah yang sangat tinggi,” kata Haru kepada Bisnis.com, Kamis (8/9/2022).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel