BIFA 2022: Laba Bersih Terjaga, DBS Indonesia Diganjar Most Efficient Bank KBMI 2 

Bisnis.com,13 Okt 2022, 14:50 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Layar menampilkan General Manager Konten Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo (kiri) dan Team Leader Institutional Banking Group, PT Bank DBS Indonesia Kevin Tanuwidjaja mengikuti diskusi panel sesi 2 saat Bisnis Indonesia Banking Outlook 2022 yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mampu bangkit dari masa menantang di era pandemi Covid-19, keberhasilan PT Bank DBS Indonesia mempertahankan kinerja positif diganjar The Most Efficient Bank KBMI 2 dalam ajang Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2022.

Sebagai gambaran, bank yang dikenal khalayak lewat layanan digitalnya yang bertajuk digibank by DBS ini sempat mencatatkan rugi bersih Rp276,7 miliar pada periode 2020, namun kinerja pada tutup buku 2021 berbalik menjadi laba bersih senilai Rp568,41 miliar. 

Terkini, berdasarkan laporan keuangan DBS Indonesia per 30 Juni 2022, laba bersih tahun berjalan tumbuh 7,9 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp576,4 miliar, berkah dari strategi menekan kerugian dan efisiensi beban di beberapa pos terkait operasional. 

Pasalnya, kendati pendapatan dari bunga bersih senilai Rp1,93 triliun tampak turun tipis ketimbang periode sama tahun lalu, DBS Indonesia masih mampu menggenjot laba operasional tumbuh 9,3 persen yoy menjadi Rp738,9 miliar. 

Kepercayaan nasabah terhadap bank dengan total aset Rp95,76 triliun ini pun terus menguat, terbukti dari perolehan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp71,79 triliun yang tumbuh 8,8 persen (year-to-date/ytd) ketimbang tutup buku tahun lalu. Baik dari komponen giro, tabungan, maupun deposito, seluruhnya kompak bertumbuh. 

Sementara itu, kredit yang diberikan DBS Indonesia pun meningkat dobel digit, tepatnya 10,4 persen ytd menjadi Rp54,67 triliun ketimbang capaian tutup buku 2021 senilai Rp49,51 triliun. 

Capaian ini tak lepas dari strategi DBS Indonesia yang dalam menyalurkan likuiditasnya semakin gencar menggandeng perusahaan teknologi di berbagai bidang, menggenjot layanan digital terbaik untuk mengakomodasi kebutuhan 'serba online' nasabah ritel, serta senantiasa memberikan dukungan terhadap perkembangan ekonomi hijau dan berkelanjutan di Tanah Air. 

Namun, strategi penyaluran kredit yang terbilang progresif ini pun terus digelar secara terukur. Terbukti dari non-performing loan (NPL) gross DBS Indonesia yang turut membaik, dari level 3,28 persen per Juni 2021 menjadi 2,81 persen per Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini