Bisnis.com, JAKARTA – Citibank Indonesia merengkuh penghargaan The Best Performance Bank untuk kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti atau KBMI 2 dalam gelaran Bisnis Indonesia Financial Award (BIFA) 2022.
BIFA 2022 merupakan merupakan metamorfosis dari acara tahunan Bisnis Banking Award (BIBA) yang sebelumnya hanya memberikan penghargaan kepada bank paling efisien dan memiliki kinerja terbaik, serta Bisnis Indonesia Insurance Award (BIIA) untuk asuransi.
Secara umum, seleksi penjurian BIFA 2021 terdiri dari dua tahap yaitu seleksi kuantitatif dan kualitatif. Untuk kuantitatif, nominasi penerima penghargaan di sektor perbankan, asuransi, dan multifinance yang lolos dari tahapan ini akan diajukan ke tahap kualitatif.
Adapun, penilaian untuk sektor perbankan dibagi menjadi dua kriteria, yaitu The Best Performance Bank dan The Most Efficient Bank. Dua kriteria ini terdiri atas 4 kategori penghargaan yakni untuk KBMI 4, KBMI 3, KBMI 2, KBMI 1, dan Bank Pembangunan Daerah.
Performa Citibank hingga semester I/2022 membukukan laba bersih senilai Rp749,6 miliar atau tumbuh 62,8 persen year-on-year(yoy). Bila dirinci capaian ini diraih salah satunya berkat penyusutan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment).
Pada Juni 2021, Citibank mencatat impairment senilai Rp712,5 miliar. Adapun pada Juni 2022 nilainya menyusut signifikan, minus 76,7 persen yoy menjadi Rp165,8 miliar. Hal ini menyebabkan laba operasional perusahaan menjadi Rp963,8 miliar atau naik 49,5 persen yoy.
Sementara itu, pendapatan bunga bersih bank mengalami kontraksi pada semester I/2022 bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Sepanjang Januari – Juni 2022, net interest income (NII) Citibank Indonesia turun 8,5 persen yoy, menjadi Rp1,6 triliun.
Kendati demikian, Citibank mampu menekan beban bunga sebesar 33,1 persen yoy menjadi Rp282 miliar. Akan tetapi pendapatan bunga bank turun 15,5 persen yoy, menjadi Rp1,8 triliun.
Berkaca pada laporan keuangan publikasi kuartal II/2022, pendapatan bunga bersih Citi mengalami kontraksi karena margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun 42 basis poin secara tahunan, atau dari 4,23 persen menjadi 3,81 persen. Oleh karena itu, meskipun kredit tumbuh 9,8 persen yoy, hal itu belum cukup kuat mendorong NII.
Dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) Citi naik 11,1 persen yoy menjadi Rp61,3 triliun. Capaian ini didorong dana murah (current account savings accounts/CASA), utamanya giro yang naik 20,4 persen yoy.
Adapun berdasarkan rasio keuangan, Citi melaporkan sejumlah perbaikan. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun 75 bps, dari 3,61 persen menjadi 2,86 persen. Begitu pula dengan NPL net yang turun 74 bps menjadi 0,26 persen.
Citi juga mampu meningkatkan profitabilitas. Terlihat dari melambungnya tingkat pengembalian berdasarkan aset (ROA) dan berdasarkan ekuitas (ROE). Per Juni 2022 ROA Citi berada pada level 2,18 persen atau naik 71 bps, sedangkan ROE naik 437 bps menjadi 9,89 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel