Bisnis.com, JAKARTA - “Tidak ada apa-apa,” barangkali, adalah jawaban yang paling jujur atas pertanyaan pada judul artikel ini. Namun, justru karena tidak ada apa-apa itu pula, performa saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) akhir-akhir ini tidak begitu menggembirakan.
Di tengah maraknya aksi galang dana perbankan via rights issue dan private placement, ARTO yang sudah punya tenaga lebih dari cukup untuk memenuhi aturan modal inti minimal OJK cenderung pasif. Minim aksi korporasi, investor publik pun terindikasi sedang kekurangan alasan untuk mengakumulasi saham bank rintisan Jerry Ng tersebut.
Sebagai gambaran, sepanjang September 2022 nilai transaksi saham ARTO mentok pada level Rp1,7 triliun. Angka ini turun 36 persen dari rapor Rp2,77 triliun pada bulan sebelumnya. Total saham ARTO yang ditransaksikan di pasaran, yang berkisar 2,34 juta lot sepanjang September juga turun dari rapor 2,83 juta lot pada Agustus. Penurunan yang mengisyaratkan adanya pelemahan likuiditas pasar.