Bisnis.com, JAKARTA — Di masa sekarang, konsumen sudah lebih peduli terhadap praktik usaha berkelanjutan, bahkan mendesak penerapan prinsip Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (LST) di kalangan korporasi dan praktik usaha mereka.
Berdasarkan survei PwC Consumer Intelligence Series tahun 2021, sebanyak 83% konsumen berpendapat bahwa korporasi harus lebih proaktif dalam merancang penerapan LST/ESG dan tidak semata-mata reaktif. Para karyawan juga memiliki pandangan serupa, sebanyak 86% pekerja lebih memilih untuk bekerja ataupun mendukung perusahaan yang memiliki kepedulian yang sama dengan mereka.
Konsumen maupun pekerja menginginkan dunia usaha untuk investasi lebih pada perbaikan lingkungan dan sosial kemasyarakatan. Konsumen dan pekerja sama-sama memiliki harapan tinggi akan komitmen dunia usaha terhadap LST dan penerapannya. Perusahaan yang dipandang tidak memiliki komitmen akan berisiko kehilangan pasar dan pekerja-pekerja handal.
- Meningkatkan kepercayaan terhadap komitmen keberlanjutan
Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, perusahaan dapat menggunakan sustainability-linked loans (SLL) dalam pembiayaan usaha.
Salah satu aspek utama SLL adalah target kinerja perusahaan yang mempertimbangkan upaya keberlanjutan. Dalam kerangka SLL, perbankan dan peminjam bersepakat menggunakan standar pengukuran terhadap target keberlanjutan yang telah diselaraskan dengan bidang usaha utama dari perusahaan.
Target kinerja tersebut dilaporkan berkala melalui laporan audit tahunan ataupun laporan keberlanjutan, sehingga penerapan praktik usaha berkelanjutan oleh perusahaan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik - Manfaat sustainability-linked loans (SLL) bagi perusahaan
Fasilitas SLL dapat meningkatkan reputasi perusahaan karena fasilitas pinjaman ini memiliki kinerja yang terukur, yang secara jelas menunjukkan langkah-langkah dan kemajuan terkait dengan target keberlanjutan yang ditentukan Perusahaan.
Instrumen ini memberi insentif kepada peminjam apabila memenuhi serangkaian Target Kinerja Keberlanjutan (Sustainability Performance Targets/SPTs). Perusahaan/peminjam yang memenuhi target akan mendapatkan penetapan suku bunga preferensial sebagai insentif atau sebaliknya, akan dikenakan penalti margin apabila target tidak tercapai.
Serupa dengan fasilitas pembiayaan berkelanjutan lainnya, SLL dapat disematkan pada instrumen pinjaman tradisional sehingga peminjam tidak perlu berkutat keras mempelajari instrument baru. Tujuan penggunaan pinjaman SLL tidak ditentukan secara khusus. Dalam banyak kasus, pinjaman terkait keberlanjutan digunakan untuk tujuan operasional perusahaan yang secara umum.
Perusahaan dari sektor manapun dapat memanfaatkan SLL, baik peritel, usaha logistik, properti atau lainnya. Fasilitas pinjaman ini tidak terbatas hanya pada perusahaan sektor “hijau” seperti usaha energi terbarukan. - Penggunaan sustainability-linked loans (SLL) semakin populer
Perusahaan manapun yang terdorong untuk mempraktikkan usaha berkelanjutan terhadap lingkungan dan sosial kemasyarakatan dapat memetik manfaat besar dari SLL.
Misalnya, perusahaan tekstil menargetkan peningkatan efisiensi air sebanyak 5% per tahun sepanjang jangka waktu pinjaman dan meningkatkan jumlah perempuan di posisi strategis. Perusahaan pupuk, misalnya, bisa menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 4%, dan seterusnya.
Terlepas dari sektor usaha, sustainability-linked loans telah meningkat pesat sejak diperkenalkan pada tahun 2017. Menurut Bloomberg New Energy Finance, fasilitas SLL secara global berjumlah US$ 747 miliar pada 2021, menduduki peringkat kedua setelah pinjaman hijau. - Sustainability-linked trade finance
Perusahaan di Indonesia yang sedang mempertimbangkan pinjaman terkait keberlanjutan ataupun membiayai kembali pinjaman mereka dengan SLL dapat memanfaatkan sustainability-linked trade finance (SLTF) dari HSBC.
Selain manfaat ekonomi dan reputasi SLL, sustainability-linked trade finance dari HSBC Indonesia mendukung perusahaan untuk mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam strategi usaha, produk, dan layanan mereka sehingga memungkinkan pertumbuhan berkesinambungan dalam jangka panjang.
HSBC Indonesia siap bekerja sama dengan dunia usaha untuk menemukan tujuan keberlanjutan yang paling relevan di sektor masing-masing
Beberapa bentuk diantaranya adalah pengurangan emisi gas rumah kaca, efisiensi penggunaan air, pemanfaatan energi terbarukan, dan rantai pasok berkelanjutan.
Informasi lebih lanjut tentang pembiayaan perdagangan terkait keberlanjutan dari HSBC Indonesia, silakan kunjungi:
https://www.business.hsbc.co.id/id-id/campaigns/sustainable-finance
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel