Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial pendanaan bersama (tekfin P2P lending) alias pinjaman online (pinjol) PT Investree Radhika Jaya mengungkap tingkat imbal hasil yang diberikan kepada investor penyedia dana (borrower) berada pada level 16,3 persen per tahun.
Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi mengungkap bahwa sepanjang tahun berjalan pihaknya berhasil merealisasikan beberapa komitmen untuk terus menjadi platform tekfin yang komprehensif. Baik untuk para peminjam (borrower), pemberi pinjaman (lender), rekanan, dan seluruh mitra. Dia mengatakan saat ini jumlah lender Investree mencapai sekitar 57.000 akun, sedangkan jumlah borrower sekitar 18.000 akun.
"Rata-rata lender mendapatkan tingkat imbal hasil sebesar 16,3 persen p.a. Adapun, untuk tingkat keberhasilan bayar 90 hari [TKB90] borrower, kami sempat mengalami tren penurunan akibat beberapa bisnis pelaku UMKM tidak berhasil pulih pascapandemi dan terdampak kondisi makroekonomi. Namun, Investree berhasil kembali memperkuat TKB90 menjadi 97,13 persen," ujar Adrian dalam keterangan tertulisnya Selasa (18/10/2022).
Dia mengatakan ke depan, Investree sangat mengandalkan strategi kolaborasi dengan memaksimalkan model bisnis yang didorong oleh ekosistem. Sebagai contoh, perusahaan mengincar pembiayaan rantai pasok dengan bekerja sama dengan LKPP, LPSE, dan pemerintah daerah/provinsi,
Selain itu, Investree juga merealisasikan perluasan sinergi dengan lender institusi baru, seperti Bank BJB dan Danareksa Finance. Ada juga peluncuran produk pinjaman baru bernama Pinjaman Usaha Mikro, serta upaya menghadirkan solusi perbankan digital lewat akuisisi Bank Amar.
Terkini, penyaluran fasilitas pinjaman Investree telah mencapai Rp18,65 triliun per September 2022, naik sekitar 55,2 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun lalu. Adapun, khusus penyaluran pinjaman tahun ini mencapai Rp2,77 triliun, dengan sisa outstanding Rp1,05 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel