Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa dari semua kelompok bank, hanya bank pembangunan daerah (BPD) yang mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit baru pada kuartal III/2022.
Berdasarkan Survei Penawaran Dan Permintaan Pembayaran Perbankan September 2022 yang dirilis BI, penyaluran kredit baru perbankan pada kuartal III/2022 melambat. Hal ini terindikasi dari saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 84,5 persen, melambat dibandingkan 91,4 persen pada kuartal II/2022.
“Namun, berdasarkan kelompok bank, melambatnya pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada bank umum dan bank umum syariah, sementara BPD mengalami peningkatan pertumbuhan,” tulis laporan tersebut pada Selasa (18/10/2022).
BPD mencatatkan SBT 100 persen pada September 2022, tumbuh dibandingkan Agustus 88,3 persen, Juli 97,8 persen, dan Juni 93,4 persen.
Sebelumnya, Direktur Ritel & Syariah Bank DKI Babay Parid Wazdi mengatakan bahwa BPD memang mencatatkan pertumbuhan rata-rata tahunan (compound annual growth rate/CAGR) kredit yang lebih tinggi dibandingkan kelompok bank lainnya. "Kita di atas pertumbuhan bank-bank nasional. Di BPD bisa mencapai 9,56 persen," ujarnya dalam webinar pekan lalu (13/10/2022).
PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI telah mencatat pertumbuhan kredit menjadi Rp43,64 triliun pada kuartal II/2022. Itu naik 20,15 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu bernilai Rp36,32 triliun.
Sementara, Bank DKI mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 35,12 persen yoy dari semula sebesar Rp44,95 triliun menjadi Rp60,73 triliun. Pertumbuhan tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan dana giro sebesar 30,70 persen yoy, dari semula Rp11,07 triliun menjadi Rp14,47 triliun.
Bank DKI juga mencatatkan kenaikan laba bersih tahun berjalan sebesar 30,64 persen yoy menjadi Rp504,9 miliar pada semester I/2022, dari sebelumnya sebesar Rp386,47 miliar.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, BPD mempunyai potensi yang besar di industri perbankan nasional. "Ekosistem yang dimiliki BPD ini erat kaitannya dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Indonesia baik provinsi atau kabupaten," ujarnya.
BPD juga selalu menunjukkan pertumbuhan positif. "Ini menunjukkan BPD mampu ekspansi di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) sendiri telah mencatatkan pertumbuhan kredit 12,8 persen menjadi Rp110,2 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) entitas dengan kode saham BJBR di Bursa Efek Indonesia ini berhasil naik 14,7 persen menjadi Rp133,2 triliun. Laba Bank BJB tercatat tumbuh 28,5 persen yoy menjadi Rp1,49 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel