BI Optimis Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen, Bagaimana Strateginya?

Bisnis.com,19 Okt 2022, 20:34 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) tetap optimis pertumbuhan penyaluran kredit perbankan hingga akhir tahun akan mencapai 11 persen. Ada sejumlah langkah yang telah dilakukan BI untuk mendorong kredit perbankan tersebut.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 telah mencapai 10,62 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi.

Dari sisi penawaran, perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar seiring dengan membaiknya appetite perbankan dalam mengucurkan pinjaman, terutama di sektor pertanian, industri, konstruksi, dan perdagangan.

"Sedangkan, hingga akhir tahun ini kami proyeksikan pertumbuhan kredit perbankan 11 persen. Kami berikan insentif dan koordinasi bersama Otoritas Jasa Keuangan [OJK] agar ada dorongan bagi perbankan untuk terus memberikan kredit," ujar Perry dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).

BI juga mendorong agar perbankan gencar memberikan penyaluran kredit kepada sektor prioritas, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Selain itu, Perry mengatakan bank sentral juga memberikan insentif grio wajib minimum (GWM) yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas, termasuk UMKM.

"Ini agar target pertumbuhan kredit perbankan 11 persen tahun ini tercapai," ujar Perry.

Perlu diketahui, BI tahun ini memang telah memberikan insentif bagi bank yang melakukan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu dan inklusif. Pemberian insentif ini berlaku terhitung sejak 1 Maret 2022 sampai dengan 31 Desember 2024.

Hal itu tertuang dalam Penerbitan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/5/PBI/2022 tentang Insentif bagi Bank yang Memberikan Penyediaan Dana untuk Kegiatan Ekonomi Tertentu dan Inklusif yang ditetapkan di Jakarta pada 25 Februari 2022, oleh Gubernur BI Perry Warjiyo.

Lebih lanjut, insentif tersebut berlaku untuk Bank Umum Konvensional (BUK), Bank Umum Syariah (BUS), dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang melakukan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu dan inklusif.

Target Bank 

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) Daniel Budirahayu menilai bahwa proyeksi BI dapat diraih industri perbankan mengingat capaian kredit perbankan yang terus menunjukkan geliat menjanjikan.

“Pertumbuhan kredit pada 2022 di kisaran 9 – 11 persen bukan sesuatu yang mustahil,” ujar Daniel.

Menurutnya, faktor yang mendorong tingginya permintaan kredit ditopang oleh meningkatnya kebutuhan modal kerja seiring dengan meningkatnya bahan baku. Dengan demikian, kebutuhan modal kerja juga meningkat di samping kebutuhan kredit investasi guna ekspansi.

Sedangkan, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menilai bahwa proyeksi bank sentral selaras dengan pandangan perseroan yang sejak awal tahun optimistis penyaluran kredit pada tahun ini dapat tumbuh di kisaran 9 persen hingga 11 persen yoy.

“Faktor pendorong utama tak lain adalah dari keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pandemi sehingga membuat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terus berjalan,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa riset dari BRI Research Institute juga menunjukkan ada korelasi positif yang kuat antara Indeks bisnis UMKM, dengan Indeks Mobilitas Masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja usaha pelaku UMKM cenderung naik sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat di luar rumah.

“Dengan semakin sehatnya pelaku UMKM maka hal ini akan mendorong pertumbuhan kredit BRI serta pertumbuhan kredit perbankan secara nasional,” kata Aestika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini