Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur atau RDG bulanan Oktober 2022. Berikut link streaming untuk memantau hasil rapat tersebut, termasuk mengenai keputusan naik atau tidaknya suku bunga acuan.
Pengumuman hasil RDG bulanan Bank Indonesia (BI) akan berlangsung pada hari ini, Kamis (20/10/2022). BI akan menyampaikan perkembangan kondisi ekonomi dan moneter terkini dan berbagai keputusan dewan gubernur.
Salah satu hasil RDG BI yang paling ditunggu pelaku pasar adalah pengumuman suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Sejumlah pihak menilai bahwa BI akan menaikkan suku bunga untuk merespons kenaikan inflasi, baik di dalam negeri maupun secara global.
Sepanjang tahun ini BI telah dua kali menaikkan suku bunga, yakni 25 basis poin pada Agustus 2022 dan 50 basis poin pada September 2022. Pada Januari—Juli 2022 suku bunga bertahan di 3,50 persen, tetapi setelah itu naik bertahap menjadi 4,25 persen.
Posisi suku bunga BI7DRR saat ini merupakan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir atau sejak Juli 2020. Oleh karena itu, keputusan BI terkait pergerakan suku bunga bulan ini menjadi perhatian besar, apakah akan bertahan atau kembali naik.
Pengumuman hasil RDG BI disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Bank Indonesia pada hari ini, Kamis (20/10/2022) pukul 13.00 WIB. Berikut tautan untuk menyaksikan hasil RDG BI Oktober 2022:
https://www.youtube.com/watch?v=_YokuKx5DH8
Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Faisal Rachman memprediksi bahwa dalam RDG Oktober 2022, BI akan menaikan suku bunga acuan 50 basis poin menjadi 4,75 persen. Menurutnya, kenaikan suku bunga itu sebagai langkah Bank Indonesia untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
Di samping itu, kenaikan suku bunga juga sebagai langkah untuk mengantisipasi lonjakan inflasi ke depan. Pasalnya, laju inflasi diperkirakan tetap tinggi hingga akhir tahun.
"Kami prediksi suku bunga acuan naik 50 basis poin pada RDG bulan ini, dikarenakan depresiasi rupiah dan lanjutan second round effect dari kenaikan harga BBM pada inflasi," katanya kepada Bisnis, Rabu (19/10/2022).
Analis Makroekonomi PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Irman Faiz juga memperkirakan bahwa suku bunga acuan akan kembali naik 50 basis poin. Menurutnya, kenaikan suku bunga diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang tertekan akibat keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan domestik.
"Kita lihat inflasi on track naik terus dan rupiah tertekan karena capital outflow akibat The Fed yang agresif. Jadi BI perlu kasih signal bahwa kita juga siap catch up agar rupiah tidak tertekan," ujar Irman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel