BI Kerek Suku Bunga Acuan Lagi, IHSG Bisa Lanjutkan Penguatan

Bisnis.com,20 Okt 2022, 20:28 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (26/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah dalam jangka pendek dan menengah diperkirakan positif, terdorong katalis kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Pada penutupan perdagangan Kamis (20/10/2022), IHSG menguat 1,75 persen ke level 6.980,65. Penguatan IHSG terjadi setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

BI menyebutkan keputusan ini diambil sebagai langkah front loaded dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini overshooting. Kenaikan suku bunga juga dilakukan untuk memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2-4 persen pada paruh pertama tahun 2023.

Adapun dalam RDG sebelumnya atau September 2022, BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan 50 bps dari 3,75 persen menjadi 4,25 persen. Keputusan RDG Oktober 2022 menjadi kedua kalinya BI mengkerek BI7DRR sejak pandemi Covid-19.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan kebijakan kenaikan suku bunga telah sesuai dengan harapan pasar, mengingat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat tertekan dalam beberapa waktu terakhir.

“Jadi BI memang perlu antisipasi kenaikan agresif suku bunga The Fed. Jangan sampai terlambat karena capital outflow dapat terus berlanjut. Langkah ini juga sekaligus untuk meredam kenaikan inflasi terutama sejak kenaikan BBM beberapa waktu lalu,” kata Pandhu, Kamis (20/10/2022).

Pandhu mengatakan respons IHSG terhadap kebijakan terbaru BI juga positif. Kenaikan diharapkan berlanjut menjelang rilis laporan keuangan kuartal III/2022 para emiten yang diperkirakan bakal membukukan kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu.

“Ini diharapkan dapat mendorong penguatan lebih lanjut hingga akhir tahun ketika momentum window dressing,” katanya.

Sementara itu, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan pasar telah memperkirakan kenaikan suku bunga BI sebesar 50 basis poin. Hal ini terlihat dari pergerakan IHSG yang bertahan di zona hijau sejak awal perdagangan.

“Dampaknya ke rupiah akan terlihat besok. Ada potensi rupiah bakal menguat,” katanya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan IHSG bisa menguat Jika berhasil mengalami breakout dari pola down channel.

“IHSG semestinya bisa menuju upper gap sebagai resistance pada 7.173 dalam jangka pendek hingga menengah,” kata Nafan.

Dia juga mengatakan USD-IDR masih dalam keadaan uptrend, dengan indikator RSI yang masih belum menunjukkan overbought.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini