Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan (multifinance) pemain kredit kendaraan meracik strategi baru dalam hal pengenaan bunga kepada para debitur, seiring keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan ke level 4,75 persen.
Segelintir pemain sudah menaikkan bunga pembiayaan kepada debitur baru. Sebagian lainnya masih mencoba menahan pengenaan bunga dengan menyerapnya secara mandiri atau mengandalkan promo untuk memuluskan masa penyesuaian.
Perusahaan pembiayaan anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Mandiri Tunas Finance menjadi salah satu contoh multifinance yang telah mengerek pengenaan bunga kepada debitur baru sejak awal bulan ini.
"Kami sudah naikkan bunga di Oktober 2022 sekitar 0,75 persen. Untuk kenaikan suku bunga yang diumumkan hari ini, kami akan melihat situasi dari sumber pendanaan kami. Jika langsung naik, kami akan sesuaikan segera," ujar Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis kepada Bisnis, Kamis (20/10/2022).
Namun, saat ini MTF masih menggelar promo HUT ke-24 Bank Mandiri yang berlaku sampai 31 Oktober 2022.
Harapannya, kata dia, calon konsumen mobil baru masih bisa menikmati suku bunga yang kompetitif dari MTF, sebelum nantinya kembali menuju normal.
MTF dalam promo ini mengakomodasi kredit kendaraan bermotor (KKB) Bank Mandiri dengan bunga 2,24 persen untuk tenor 1 tahun, bunga 2,4 persen tenor 2 tahun, bunga 2,75 persen tenor 3 tahun, bunga 3,4 persen tenor 4 tahun, dan bunga 4,75 persen tenor 5 tahun.
Sementara itu, Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengaku belum merencanakan kenaikan pengenaan bunga. Pasalnya, induk usaha PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pun belum mengerek suku bunga dari fasilitas pinjaman yang diberikan.
Namun, BCA Finance juga belum berani menggelar promo-promo khusus berkaitan suku bunga.
"Sampai akhir tahun nanti, BCA Finance lebih fokus menawarkan promo uang muka (DP) ringan untuk para peminat mobil baru," jelasnya.
Pertama, DP kredit mobil baru hanya 5 persen saja dengan bunga mulai 2,77 persen, namun terbatas untuk mobil penumpang dengan tipe tertentu.
Untuk mobil bekas, BCA Finance juga menawarkan DP hanya 10 persen dan bunga 7,5 persen, untuk wilayah, tipe, dan tahun kendaraan tertentu.
Selain itu, sampai akhir tahun nanti BCA Finance juga menghadirkan promo mobil premium, misalnya Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero, Honda C-RV, dan beberapa merek lain, dengan bunga hanya 7,5 persen untuk tenor 1-4 tahun.
Terakhir, BCA Finance kembali menghadirkan Mini for Max, yaitu DP 20 persen untuk tenor 4+4 tahun. Promo ini memungkinkan konsumen mencicil murah 30 persen dari harga mobil selama 4 tahun. Kemudian, sisa 50 persen dari harga mobil, dapat dilunasi atau langsung dicicil kembali selama 4 tahun berikutnya.
"Sejauh ini kami belum ada rencana untuk menaikkan pengenaan bunga kepada debitur, karena kami bergantung keputusan induk usaha. Sampai akhir tahun nanti, untuk menjaga penawaran produk yang kompetitif, kami hanya ada kebijakan DP rendah buat mobil baru maupun bekas," ungkapnya.
Tahan Naikkan Bunga
Bergeser ke perusahaan pembiayaan yang fokus untuk sepeda motor baru bagian Grup Astra (ASII), PT Federal International Finance (FIF Group) mengaku masih mampu menahan pengenaan bunga tetap kompetitif.
Direktur Keuangan FIF Group Hugeng Gozali mengungkap strategi ini harapannya mampu menggenjot kinerja pembiayaan sepeda motor baru lebih baik pada kuartal IV/2022.
Pasalnya, sepanjang tahun ini pembiayaan motor baru tengah mendapat tantangan akibat fenomena keterbatasan stok.
"Untungnya porsi sumber pendanaan kami dari bank dalam negeri, bank luar negeri, dan penerbitan obligasi itu cukup berimbang, masing-masing sekitar sepertiga dari total. Jadi kami masih bisa lebih fleksibel. Kalau ada kenaikan bunga pun, hanya untuk produk tertentu," ujar Hugeng.
Dihubungi terpisah, PT Indomobil Finance Indonesia (Indomobil Finance/IMFI) juga masih berupaya menahan pengenaan bunga tetap kompetitif sampai akhir tahun nanti, karena sampai saat ini rata-rata tertimbang biaya dana (cost of fund) IMFI belum meningkat signifikan.
Vice President Director PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) sekaligus Vice Chairman of Executive Board Indomobil Finance Gunawan Effendi mengungkap bekal sumber dana murah itulah yang membuat IMFI masih bisa menyerap potensi kenaikan cost of fund secara mandiri, setidaknya sampai akhir tahun nanti.
"Jadi walaupun suku bunga acuan naik dan segelintir perbankan pun sudah mengerek bunga kreditnya, penentuan bunga jual multifinance itu juga dipengaruhi beberapa faktor lain. Misalnya, persaingan, kepentingan penetrasi bisnis, biaya operasi, biaya kredit, dan margin yang diharapkan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel