Sewindu Jokowi, Pertumbuhan Ekonomi Jauh Panggang dari Api

Bisnis.com,20 Okt 2022, 09:45 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (WCCE) ke-3 di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/10). (Tangkapan layar ANTARA/Indra Arief)

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini genap berusia sewindu atau delapan tahun. Namun, sejak awal kepemimpinannya pertumbuhan ekonomi belum mencapai target 7 persen dalam janji kampanyenya.

Rencana pertumbuhan ekonomi tersebut sempat tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara (RPJMN) 2015-2019.

Pertumbuhan ekonomi masih jauh panggang dari api. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh 4,88 persen pada tahun 2015.

Setahun berikutnya, pertumbuhan PDB juga tak kunjung bergerak progresif, hanya tumbuh 5,03 persen pada tahun 2016. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 mencapai 5,03 persen.

Pada tahun 2018, PDB Indonesia mampu tumbuh hingga 5,17 persen. Pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi di masa pemerintahan periode 1 Jokowi. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali turun menjadi 5,02 persen pada tahun 2019.

Di sisi lain, turunnya pertumbuhan ekonomi tahun 2019 tidak mengherankan, mengingat saat itu terjadi perang dagang antara AS dan China dan The Fed mulai menaikkan suku bunga acuannya.

Memasuki tahun pandemi Covid-19 di 2020, pertumbuhan ekonomi semakin terpuruk dengan kontraksi hingga 2,07 persen. Bahkan pada kuartal II/2020, PDB Indonesia terkontraksi hingga 5,32 persen (year-on-year/yoy).

Pada tahun 2021, PDB Indonesia mampu pulih dengan pertumbuhan PDB sebesar 3,69 persen, meskipun masih meleset di bawah target pertumbuhan 4 persen.

Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen (yoy) pada kuartal I/2022 dan 5,44 persen pada kuartal II/2022.

Adapun di kuartal III/2022, Jokowi yakin ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 5,4 persen. Keyakinan tersebut berdasarkan neraca dagang Indonesia yang tetap surplus US$4,9 miliar, kredit tumbuh 10,7 persen, dan indeks kepercayaan konsumen masih di atas 124,7 persen.

“Semuanya masih dalam kondisi yang baik-baik, tapi sekali lagi di tengan kondisi sulit seperti ini, kerja keras adalah kuncinya. Kita tidak bisa lagi kerja itu hanya makronya saja, mikronya belum cukup, kerja sekarang harus lebih detail, dikejar dan diselesaikan,” kata Jokowi dalam sambutan Pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu (19/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini