BCA Kantongi Laba Bersih Rp29 Triliun per Kuartal III/2022

Bisnis.com,20 Okt 2022, 15:30 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberikan keterangan saat Paparan Kinerja Keuangan BCA Semester I 2022 di Jakarta, Rabu (27/7/2022). /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) bersama dengan entitas anak tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp29 triliun sampai dengan kuartal III/2022. Angka ini meningkat 24,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Seiring dengan peningkatan laba bersih, emiten berkode saham BBCA ini membukukan peningkatan kredit sebesar 12,6 persen yoy menjadi Rp682 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11 persen ke posisi Rp1.025,52 triliun pada kuartal III/2022.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa sebagai bentuk optimisme dalam mendorong kredit dan pemulihan ekonomi Indonesia, perseroan akan kembali menggelar BCA Expo Hybrid 2022.

“Kami melihat tren pemulihan permintaan kredit konsumer terus berlanjut, didukung pelaksanaan dua kali expo pada tahun ini, kami menerima total aplikasi KPR [kredit pemilikan rumah] dan KKB [kredit kendaraan bermotor] senilai Rp30 triliun,” ujarnya Kamis (20/10/2022).

Sebelumnya, pada kuartal II/2022, BCA bersama entitas anak telah membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp18,05 triliun. Perolehan ini meningkat 24,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp14,45 triliun.

Adapun, total kredit di kuartal II/2022 meningkat Rp38,2 triliun dibandingkan kuartal sebelumnya. Dari sisi pendanaan, rasio dana murah (current account saving account/CASA) naik 17,3 persen yoy menjadi Rp817,8 triliun. Raihan ini berkontribusi 81 persen dari total DPK.

Hingga Juni 2022, total DPK dari emiten bank berkode saham BBCA ini meningkat 12,9 persen secara tahunan menjadi Rp1.011 triliun. Realisasi ini turut mendorong total aset mencapai Rp1.264,5 triliun atau meningkat 11,9 persen yoy.

Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan laba bersih BCA pada September 2022 masih sejalan dengan perkiraan konsensus. Hal ini terjadi di tengah perlambatan berkelanjutan dari biaya provisi dan percepatan pertumbuhan total pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini