Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah menghadirkan pembiayaan dan berbagai program pelatihan untuk mendukung pengembangan ekosistem yang bergerak di bidang fesyen muslim.
Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan tren fesyen muslim ke depan sangat cerah. Pasalnya, makin banyak wanita yang berhijab dan memiliki kesadaran tinggi untuk mengenakan pakaian muslimah.
Di samping itu, produk dan pasar Indonesia unik karena memiliki model yang berbeda dengan pasar lain.
UMKM Indonesia yang bergerak di sektor pakaian muslim, menurutnya, juga cukup kuat. Mereka hanya perlu terus dikembangkan dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang bahan dan mode-mode di luar.
Oleh karena itu, BCA Syariah membantu UMKM dan perusahaan fesyen muslim berkembang lewat pembiayaan dan pelatihan yang merek gelar bersama mitra.
“Kami membantu dari akses terhadap pembiayaan. Beberapa nasabah kami beri pembiayaan di bidang fesyen muslim untuk brand besar,” kata Yuli kepada Bisnis di Tangerang, Kamis (20/10/2022).
Selain pembiayaan, kata Yuli, perusahaan juga melakukan pembinaan UMKM melalui program WEpreneur. Bekerja sama dengan mitra, BCA Syariah memberikan edukasi kepada UMKM mengenai layanan perbankan dan cara pemasaran sehingga mereka lebih siap untuk masuk ke pasar.
Program tersebut berjalan selama satu tahun. Bagi UMKM yang dinilai sudah bagus, harus dapat menularkan ilmu yang mereka miliki ke orang lain.
“Sekarang ada 15 Big Sister [peserta yang sudah matang] yang kemudian mereka harus mengembangkan lagi program ini,” kata Yuli.
Adapun tantangan dalam memajukan industri fesyen muslim ini, Yuli berpendapat adalah mencari pasar dan memasarkan produk fesyen muslim sehingga lebih bernilai.
Rata-rata fesyen Indonesia di luar negeri bagus untuk fesyen show, namun untuk kebutuhan sehari-hari belum terlalu siap untuk dipakai. “Jadi intinya harus lebih banyak belajar,” kata Yuli.
Dalam pembukaan Jakarta Muslim Fashion Week 2023, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin mengatakan bisnis fesyen muslim adalah bisnis yang hidup, bernilai besar dan memiliki prospek yang cerah. Bidang bisnis ini kian menarik perhatian banyak negara, bahkan negara yang penduduk muslimnya sangat sedikit.
Pada 2016-2017, pengeluaran wanita muslim global untuk fesyen mencapai US$44 miliar. Pada 2024, belanja fesyen konsumen muslim global diperkirakan mencapai US$311 miliar.
Sementara itu di Indonesia, industri fesyen muslim menunjukkan perkembangan yang membahagiakan. Pada 2021, industri ini tumbuh 18,2 persen (year-on-year/yoy) dengan total konsumsi mencapai Rp300 triliun. Tidak hanya itu, ekspor fesyen muslim juga meningkat signifikan 12,5 persen yoy, mencapai US$4,6 miliar pada 2021.
Wapres mengatakan menyadari peluang dan potensi yang dimiliki sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, sudah sewajarnya jika Indonesia memiliki visi menjadi pusat fesyen muslim global.
“Apalagi populasi muslim dunia akan terus bertumbuh. Pada tahun 2030, 26 persen penduduk bumi diperkirakan beragama Islam,” kata Ma’ruf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel