Sri Mulyani Beberkan APBN Kita, Pede Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5,5 Persen

Bisnis.com,21 Okt 2022, 14:59 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan secara virtual saat pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Civil 20 (C20) Summit 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (5/10/2022). KTT C20 yang digelar pada 5-7 Oktober 2022 dengan dihadiri sekitar 500 peserta yang mewakili anggota C20 dan organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia tersebut membahas isu-isu strategis dari tujuh working group C20. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 akan tumbuh sangat kuat yakni di atas 5,5 persen (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 5,44 persen.

Secara resmi, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2022 akan diumumkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) pada awal November mendatang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, perkiraan tersebut datang dengan melihat berbagai indikator seperti mobilitas, indeks penjualan retail, dan Mandiri Spending Index dimana semuanya masih dalam situasi yang positif dan ekspansif.

“Kita memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia pada 2022 ini antara 5-5,3 persen. Ini artinya pertumbuhan ekonomi di kuartal III masih akan tumbuh sangat kuat di area di atas 5,5 persen, perkiraan dari Kemenkeu,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Oktober 2022, Jumat (21/10/2022).

Dia mengatakan sejumlah indikator seperti PMI Manufaktur, Indonesia bahkan mengalami penguatan. Itu artinya dalam 13 bulan berturut-turut PMI Indonesia terus menerus berada dalam zona ekspansi, menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi sudah terjaga momentumnya.

Kemudian, dilihat dari konsumsi listrik. Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan konsumsi listrik dari sektor bisnis dan industri juga positif. Masing-masing sektor tercatat tumbuh sebesar 17,3 persen dan 8,1 persen. 

Dari sisi manufaktur, industri pengolahan kapasitas produksi juga mengalami kenaikan.

“Ini semuanya emnggambarkan bahwa kuartal III ini GDP kita mungkin masih kuat meskipun kemarin kita melakukan penaikan harga BBM namun pengaruhnya terhadap growth masih relatif terjaga,” ujarnya.

Kendati demikian, dia juga memperingatkan untuk tetap waspada terutama pada 2023 Pasalnya, gelombang pelemahan ekonomi dunia dan ketidakpastian global, serta kecenderungan suku bunga yang naik pasti akan mempengaruhi berbagai indikator dan juga faktor-faktor yang mendorong ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini