IHSG Naik ke 7.047 Sesi I, Saham BBCA, BUMI, BBRI Laris Manis

Bisnis.com,21 Okt 2022, 11:40 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
IHSG naik 0,95 persen atau 66,55 poin menjadi 7.047,2 pada akhir sesi I seiring dengan penguatan saham BBCA, BBRI, BMRI. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada sesi I Jumat (21/10/2022), seiring dengan peningkatan saham bank big cap seperti BBCA, BBRI, BMRI. IHSG melanjutkan peningkatan kemarin setelah Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan BI7DRR.

Pukul 11.30 WIB akhir sesi I, IHSG naik 0,95 persen atau 66,55 poin menjadi 7.047,2. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.975-7.049.  Terpantau 309 saham naik, 219 saham melemah, dan 158 saham stagnan.

Saham BBCA, BMRI, BUMI, BBRI, TCPI menjadi yang paling laris ditransaksikan pagi ini. Saham BBCA naik 1,76 persen, BMRI 3,79 persen, BUMI 1,69 persen, BBRI 1,37 persen, dan TCPI 1,84 persen.

Analis memprediksi IHSG cenderung menguat dalam jangka pendek seiring dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Pada penutupan perdagangan Kamis (20/10/2022), IHSG menguat 1,75 persen ke level 6.980,65. Penguatan IHSG terjadi setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

BI menyebutkan keputusan ini diambil sebagai langkah front loaded dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini overshooting. Kenaikan suku bunga juga dilakukan untuk memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2-4 persen pada paruh pertama tahun 2023.

Adapun dalam RDG sebelumnya atau September 2022, BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan 50 bps dari 3,75 persen menjadi 4,25 persen. Keputusan RDG Oktober 2022 menjadi kedua kalinya BI mengkerek BI7DRR sejak pandemi Covid-19.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan kebijakan kenaikan suku bunga telah sesuai dengan harapan pasar, mengingat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat tertekan dalam beberapa waktu terakhir.

“Jadi BI memang perlu antisipasi kenaikan agresif suku bunga The Fed. Jangan sampai terlambat karena capital outflow dapat terus berlanjut. Langkah ini juga sekaligus untuk meredam kenaikan inflasi terutama sejak kenaikan BBM beberapa waktu lalu,” kata Pandhu, Kamis (20/10/2022).

Pandhu mengatakan respons IHSG terhadap kebijakan terbaru BI juga positif. Kenaikan diharapkan berlanjut menjelang rilis laporan keuangan kuartal III/2022 para emiten yang diperkirakan bakal membukukan kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu.

“Ini diharapkan dapat mendorong penguatan lebih lanjut hingga akhir tahun ketika momentum window dressing,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini