Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Victoria Tbk. (BVIC) mendapatkan restu untuk menerbitkan saham baru atau rights issue dan waran. Aksi korporasi ini dilakukan guna memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan.
Sebagaimana diketahui OJK mematok bank memiliki modal inti setidaknya Rp3 triliun pada akhir 2022. Bank umum yang melanggar terancam turun kasta mennjadi bank perkreditan rakyat (BPR).
Mengutip keterbukaan informasi, Jumat (21/10/2022), Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BVIC menyetujui penambahan modal dan hak memesan efek terlebih dahulu (PMEHTD) VII sebanyak-banyaknya 5 miliar saham.
Penerbitan saham baru tersebut disertai dengan Waran Seri VII sebanyak-banyaknya 4.564.208.070 atau 4,5 miliar lembar.
Selanjutnya pemegang saham memberikan kuasa kepada direksi untuk menetapkan harga pelaksanaan PMEHTD VII dan Waran Seri VII. Direksi juga diberikan kuasa untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sesuai perundang-undangan terkait aksi korporasi tersebut.
Adapun dalam keterbukaan sebelumnya, manajemen menjelaskan bahwa Waran Seri VII tersebut memiliki nilai nominal Rp100 per lembar. Setiap satu waran seri tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan pada harga tertentu, setelah 6 bulan sejak waran diterbitkan.
Manajemen juga menjelaskan jika pemegang saham tidak melaksanakan rights issue dan waran, persentase kepemilikan sahamnya terhadap saham BVIC akan terdilusi sebesar 27,72 persen.
Sebelumnya atau pada Agustus 2022, BVIC juga menerbitkan saham baru dalam upaya memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun dari OJK. Akan tetapi saat itu dana yang terserap hanya Rp370,36 miliar dari target Rp1,05 triliun. Saham baru dalam PMHETD sebelumnya tersisa 4,55 miliar dari target 7,02 miliar.
Bank belum lama ini juga mendapatkan suntikan modal dari pemegang saham pengendali, Suzanna Tanojo senilai Rp200 miliar.
Per Juni 2022, Suzanna Tanojo mengendalikan Bank Victoria melalui PT Victoria Investama Tbk. yang memiliki saham di BVIC sebesar 39,37 persen. Kemudian, Suzanna sendiri memiliki 14,67 persen saham, dan PT Nata Patindo 3,77 persen kepemilikan saham.
Selain itu juga ada pemegang saham bukan Pemegang Saham Pengendali (PSP), yakni DEG-Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft mbH dengan kepemilikan 7,44 persen. Sisanya atau 34,75 persen merupakan saham publik dengan kepemilikan di bawah 5 persen.
Per September 2022, jumlah saham BVIC yang dimiiliki PT Victoria Investama Tbk. naik menjadi 41,51 persen. Sementara itu jumlah saham yang dimiliki Nata Patindo, atas nama pribadi Suzanna Tanojo, dan DEG-Deutsche turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel