Modalku Lihat Peluang dari Kenaikan Suku Bunga Acuan dan Inflasi

Bisnis.com,24 Okt 2022, 14:08 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Reynold Wijaya (CEO & Co-Founder Modalku) dan Iwan Kurniawan (COO & Co-Founder Modalku)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Platform pendanaan digital UMKM, PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) melihat peluang tumbuhnya permintaan pinjaman dari daerah pelosok Tanah Air, terutama luar Pulau Jawa.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menjelaskan bahwa prospek positif atas potensi permintaan pinjaman dari pelaku UMKM di daerah pelosok tak terlepas dari situasi perekonomian yang kian menantang.

Antara lain, kenaikan suku bunga acuan untuk mengimbangi lonjakan inflasi yang salah satunya dari kenaikan harga BBM, serta kemungkinan lembaga keuangan konvensional menjadi lebih selektif dalam menyalurkan kredit modal kerja kepada para pelaku UMKM.

"Seiring situasi bisnis yang menantang, Modalku akan berusaha memperluas jangkauan UMKM di berbagai sektor industri, melalui inovasi produk dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan platform digital lainnya. Terutama, platform digital yang punya ekosistem UMKM di daerah, dalam rangka meningkatkan penetrasi pasar Modalku di daerah pelosok," ujarnya, Senin (24/10/2022).

Reynold optimistis apabila kondisi menantang buat bisnis UMKM bertahan sampai tahun depan sekali pun, penyaluran pinjaman buat platform teknologi finansial pendanaan bersama atau peer-to-peer (P2P) lending akan tetap bertumbuh.

"Modalku masih melihat potensi yang cukup besar untuk terus bertumbuh, salah satunya dari fenomena financing gap di Indonesia yang nilainya mencapai sekitar Rp1.500 triliun pada tahun lalu. Masih banyak UMKM yang berpotensi untuk berkembang, namun belum mendapatkan akses pendanaan," tambah Reynold.

Terlebih, Modalku juga melihat sentimen positif buat pertumbuhan dari sisi penetrasi digital yang terus meningkat di daerah pelosok. Selain itu, keterbukaan masyarakat akan platform tekfin menguat, kepercayaan terhadap tekfin legal terus meningkat, dan mereka pun sudah lebih paham mengenai manfaat tekfin, tak terkecuali terkait tekfin P2P.

"Maka dari itu, hingga akhir tahun nanti, Modalku fokus untuk meningkatkan penetrasi pasar di masing-masing daerah, karena potensi UMKM di daerah masih sangat besar," ujarnya.

Sebagai informasi, hal ini turut tercermin berdasarkan statistik OJK terkait industri tekfin P2P per Agustus 2022, di mana penyaluran khusus luar Pulau Jawa mencapai Rp3,59 triliun kepada 2,93 juta peminjam dan cenderung menguat ketimbang bulan-bukan sebelumnya.

Selain itu, outstanding pinjaman di luar Pulau Jawa pun mencapai Rp9,47 triliun kepada 4 juta peminjam aktif, dan tercatat belum pernah menurun sejak awal periode 2022.

Adapun, terkhusus Modalku di Indonesia, akumulasi penyaluran pinjaman sejak berdiri telah mencapai Rp6,09 triliun kepada 70.328 peminjam, di mana Rp1,09 triliun di antaranya merupakan kinerja sepanjang tahun berjalan periode 2022.

Terkini, outstanding pinjaman tersisa di Modalku senilai Rp264,81 miliar kepada 21.044 peminjam aktif, terbagi 20.505 UMKM yang sudah berbentuk institusi, dan 539 UMKM yang masih perorangan.

Bagi Modalku, salah satu upaya menjangkau pelosok negeri yang telah terealisasi, yaitu berpartisipasi dalam pameran event Indonesia Procurement Forum and Expo (IPFE) 2022 di Bali.

Pasalnya, Modalku melihat peluang jelang akhir 2022 dari sisi mulai semaraknya proses tender untuk proyek Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

"Pengadaan barang dan jasa dapat menjadi salah satu faktor pendorong lonjakan permintaan pinjaman. Untuk mengambil momentum ini, kami pun menghadirkan produk Modal Proyek untuk membantu para UMKM pemenang proyek LPSE mendapatkan solusi pendanaan untuk menjaga arus kas dan memastikan proyek dapat terselesaikan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini