Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank besar akan mengerek suku bunga deposito per November 2022, sebagai respons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Sebagaimana diketahui BI rate telah naik 125 basis poin (bps) dalam 3 bulan terakhir.
“Kita mulai melihat dalam beberapa waktu belakangan BI juga terus naikkan rate, terakhir kami pikir hanya akan naik 25 basis ternyata 50 basis, nah ini jadi kayak ada konsensus di dunia perbankan, terutama top 10 bank,” Jelas Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), Lani Darmawan pada konferensi pers paparan kinerja keuangan Sembilan bulan pertama, Kamis (27/10/2022).
Dia menjelaskan dengan kondisi suku bunga acuan yang tinggi dan diperkirakan masih akan naik hingga akhir 2022 bank besar akan kompak menaikkan suku bunga deposito mulai November 2022. “Kelihatannya memang harus naik, kalau saya lihat di market mungkin November ini akan naik semua,” jelasnya.
Akan tetapi, Lani juga menggaris bawahi nantinya kenaikan suku bunga juga akan dibarengi dengan mempertimbangkan risk based pricing dan relationship based pricing.
“Tentu saja, risk-based pricing dan relationship pricing akan terus berjalan, jadi tidak ada rate satu untuk semuanya“ tegas Lani.
Sementara itu, CIMB Niaga melaporkan beban bunga turun 9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp3,91 triliun per kuartal III/2022. Akan tetapi margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun 43 bps menjadi 4,43 persen.
Pada periode yang sama pendapatan bunga bersih BNGA juga mengalami penurunan tipis sebesar 1 persen yoy menjadi Rp9,42 triliun dari Rp9,49 triliun.
Kendati demikian, Lani tetap optimis mencapai target pertumbuhan pada tahun depan. “Target di tahun depan kami bisa menargetkan semuanya naik positif, target kredit juga masih naik positif terutama fokus utamanya kembali adalah di sisi retail, yaitu KPR dengan OCTO, serta dari sisi UMKM” ucap Lani Darmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel