Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi digital Asia Tenggara yang sempat menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama pandemi Covid-19, rupanya tak benar-benar kebal terhadap sentimen negatif di sisi ekonomi makro.
Hal itu setidaknya tercermin dari laporan e-Conomy SEA 2022 yang dihimpun oleh Google, Temasek Holdings Pte dan Bain & Co. Dalam laporan tersebut, pertumbuhan ekonomi digital Asia Tenggara pada 2022 melambat setelah bertahun-tahun berekspansi.
Dalam laporan tersebut, pertumbuhan pengguna internet di Asia Tenggara untuk pertamakalinya dalam 3 tahun terakhir mengalami pertumbuhan di bawah 10 persen. Jumlah pengguna internet pada 2022 hanya tumbuh 20 juta orang dari tahun sebelumnya menjadi 460 juta orang, atau hanya naik sekitar 4 persen.