Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna membukukan penurunan laba bersih sebesar 33,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022, atau dari posisi Rp42,13 miliar menjadi Rp28,21 miliar tahun ini.
Dikutip dari laporan keuangan perusahaan, pendapatan bunga Bank Sampoerna turun 7 persen yoy menjadi Rp899,29 miliar, sementara beban bunga mencapai Rp281,96 miliar atau susut 40 persen yoy. Alhasil, pendapatan bunga bersih naik 23 persen yoy ke Rp617,32 miliar.
Namun, beban operasional yang meningkat mengikis pendapatan bunga bersih perusahaan. Beban operasional mencapai Rp568,69 miliar atau naik 33 persen yoy, akibat naiknya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 45 persen menuju Rp248,70 miliar.
Sementara itu, ongkos promosi juga naik sekitar 7 kali lipat secara tahunan menjadi Rp8,49 miliar. Pada saat bersamaan, pendapatan berbasis komisi atau fee based income tergerus 15 persen menjadi Rp20,27 miliar.
Hasilnya, laba operasional Bank Sampoerna tercatat mencapai Rp48,63 miliar pada kuartal III/2022. Jumlah ini menyusut 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengungkapkan pinjaman yang disalurkan oleh perusahaan hingga kuartal III/2022 mencapai lebih dari Rp6 triliun, atau meningkat hampir 60 persen secara tahunan.
“Namun demikian, dengan penyaluran pinjaman yang relatif rendah di tahun 2021 peningkatan outstanding loan per akhir September 2022 relatif lebih moderat atau sebesar 15,5 persen menjadi Rp9,2 triliun dibandingkan dengan angka per akhir September 2021,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/10/2022).
Dia menambahkan bahwa dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen pinjaman diberikan secara langsung kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.
Seiring peningkatan pinjaman, tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto mampu ditekan menjadi 2,8 persen per akhir September 2022 atau dari posisi 2,9 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, Bank Sampoerna mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 35,6 persen pada akhir September 2022. Adapun loan to deposit ratio (LDR) berada pada level 95,4 persen.
Henky menyampaikan bahwa tabungan dan giro tumbuh 30 persen yoy, sehingga rasio dana murah (current account saving account/CASA) mencapai 27,1 persen dari total dana pihak ketiga (DPK). Raihan ini naik dibandingkan September 2021 yang sebesar 20,4 persen.
Menurutnya peningkatan DPK berupa tabungan tidak terlepas dari dari peningkatan layanan dan sosialisasi Sampoerna Mobile Banking. Apalagi, ekosistem BI-Fast memungkinkan pengguna Sampoerna Mobile Banking melakukan transfer antarbank dengan biaya Rp2.500.
Selain itu, kemudahan dalam proses pembukaan tabungan Sampoerna Mobile Saving secara daring (online) juga terus ditingkatkan dengan perbaikan fitur pengenalan wajah atau face recognition dan deteksi keaslian pengguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel