Bulan Inklusi Keuangan: Bank hingga Asuransi Raup Jutaan Nasabah Baru

Bisnis.com,29 Okt 2022, 17:59 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
(Kiri ke kanan) Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK Edwin Nurhadi, Ketua FinExpo 2022 Wani Sabu, dan Wakil Ketua FinExpo 2022 Arjanto dalam acara Pembukaan Financial Expo (FinExpo) 2022 di Central Park Mall, Jakarta Barat, Rabu (26/10/2022)./Bisnis – Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — Industri perbankan hingga asuransi sukses meraup jutaan pengguna layanan baru selama gelaran Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari mengatakan, dalam agenda BIK 2022, lembaga jasa keuangan menggelar pembukaan rekening, polis, efek dan jasa lainnya bagi masyarakat.

Selama Oktober 2022, BIK telah menjaring pembukaan rekening baru sebanyak 2.037.105 rekening perbankan. Kemudian ada pendaftaran 64.228 rekening efek baru di pasar modal. Lalu, pembukaan 69.091 polis asuransi baru.

Selain itu, BIK juga telah menjaring 451.638 debitur baru di industri pembiayaan dan pembukaan 2.878.570 rekening di industri pegadaian. Dia menjelaskan BIK 2022 merupakan agenda rutin yang digelar setiap bulan Oktober. Pada Oktober tahun ini, kegiatan BIK digelar dengan tema “Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat”.

"Tahun ini kami ambil tema itu agar sektor jasa keuangan mampu mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan mendorong eksplorasi jumlah rekening hingga polis," ujar Friderica dalam puncak acara Bulan Inklusi Keuangan 2022 pada Sabtu (29/10/2022) di Jakarta.

Selain pembukaan rekening, OJK memang menggelar rangkaian kegiatan lainnya, termasuk pameran jasa keuangan atay Financial Expo (FinExpo) 2022.

Pameran diikuti oleh 134 booth pameran yang terdiri dari berbagai industri jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, pasar modal, pembiayaan, dana pensiun, pergadaian, teknologi finansial (fintech), e-commerce, hingga para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Menurutnya, melalui kegiatan BIK, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pemahaman terkait produk serta layanan jasa keuangan dari perbankan, asuransi, hingga pasar modal. Dengan demikian, indeks inklusi dan literasi Indonesia akan meningkat.

Ketua Dewan Komisoner OJK Mahendra Siregar mengatakan, OJK gencar meningkatkan indeks inklusi dan literasi keuangan Indonesia agar masyarakat tidak terjebak pada aktivitas layanan keuangan ilegal.

"Kebutuhan peningkatan inklusi dan literasi keuangan ini adalah untuk mengurangi risiko dan agar masyarakat tidak terjebak aktivitas keuangan ilegal," ujarnya. Apalagi, inklusi keuangan ditarget mencapai angka 90 persen secara nasional pada 2024.

Sedangkan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 85,10 persen. Lalu, indeks literasi keuangan mencapai 49,68 persen.

Indeks inklusi keuangan Indonesia tahun ini naik 8,91 basis poin (bps) jika dibandingkan dengan SNLIK pada 2019 yang mencapai 76,19 persen.

Sementara, indeks literasi keuangan Indonesia naik 11,65 bps jika dibandingkan SNLIK sebelumnya 38,03 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini