Teknologi UST Pangkas Biaya Proyek MRT Fase 3 Cibitung - Balaraja

Bisnis.com,29 Okt 2022, 03:00 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Stasiun MRT di Jakarta./Instagram @mrtjkt

Bisnis com, JAKARTA - Penggunaan teknologi UST pada jalur dan panjang rute MRT Fase 3 Cibitung - Balaraja dapat memangkas biaya hingga 1/4 dari perkiraan investasi senilai Rp160 triliun.

Representative Manager uScovery DMCC Indonesia Sammy Soru menilai teknologi tersebut lebih terjangkau secara komersial karena kombinasi karakteristik dan struktur prestressed memungkinkan untuk mengurangi konsumsi material dan biaya.

Dia pun mencontohkan dengan mengambil komparasi dengan rencana pembangunan fase 3 MRT Cibitung-Balaraja dengan panjang rute 87 km, yang diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp160 triliun bisa ditekan hingga seperempatnya.

"Secara garis besar, penggunaan teknologi UST pada jalur dan panjang rute yang sama mampu ditekan hingga 1/4 dari biaya MRT," ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (28/11/2022).

Pengembangan teknik dan pengetahuan Unitsky String Technologies yang merupakan dasar dari pengaplikasian Kompleks Transportasi dan Infrastruktur uST tidak memerlukan pembuatan tanggul tanah, galian, jembatan, simpang susun dan gorong-gorong. Struktur lintasan hanya membutuhkan alokasi lahan minimal untuk konstruksi dan sedikit pekerjaan tanah.

Selain itu, struktur kompleks transportasi dan infrastruktur uST siap menjamin pengangkutan penumpang dengan jumlah maksimum (hingga 50.000 orang per jam) dengan biaya minimal pada kecepatan hingga 150 km/jam dengan interval lalu lintas minimum 20-30 detik.

Perihal safety atau keamanan, Sammy menjelaskan, Kompleks Transportasi dan Infrastruktur uST dibedakan oleh tingkat keamanan yang tinggi. Elemen-elemennya yang dibuat dengan sistem multi-level mampu mengeliminasi insiden dan kecelakaan apa pun selama pengoperasian kompleks. Suspended String Light-Rail yang terletak di atas tanah membuat tabrakan dengan kendaraan lain (bus, mobil), pejalan kaki atau hewan tidak mungkin terjadi.

Selain itu, struktur lintasan prestressed memungkinkan kompleks uST untuk tetap beroperasi bahkan jika satu atau lebih penyangga perantara rusak ketika terjadi bencana alam atau keadaan force majeure lainnya.

"Sistem kontrol otomatis membuat string transport tahan bahkan terhadap kondisi cuaca yang paling sulit seperti hujan salju, hujan lebat, badai debu dan pasir, dan lain-lain. Keamanan Kompleks Transportasi dan Infrastruktur uST telah dikonfirmasi oleh organisasi independen internasional TUV SW," tekannya.

Kompleks transportasi dan infrastruktur UST juga memiliki tingkat kemampuan beradaptasi yang tinggi. Dapat dibangun di daerah dengan medan yang kompleks dan kondisi alam dan iklim yang sulit.

Dengan demikian masalah kemacetan lalu lintas di jalan-jalan di kota dapat diselesaikan. Struktur rel dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan baik untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang. Lebih mudah untuk mengintegrasikan Suspended String Light-Rail ke dalam lingkungan perkotaan yang sudah terbentuk daripada membangun kereta bawah tanah, kereta api atau jalan raya di sana.

Selain itu, teknologi UST sangat ramah lingkungan karena konsumsi bahan yang rendah dari elemen struktural jembatan layang dan rolling stock rel tali, pembebasan lahan, pengoperasian listrik dan konsumsinya yang rendah, serta karena pergerakan kendaraan di atas tanah. Kendaraan rel listrik di atas roda baja menggunakan jenis bahan bakar yang paling ramah lingkungan – listrik.

Tak hanya itu, karena pergerakan roda baja pada rel baja dengan efisiensi 99,8 persen, dan desain transportasi yang aerodinamis, mampu menghasilkan efisiensi energi yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini