Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham dua bank syariah, yakni PT Panin Dubai Syariah Bank Tbk. (PNBS) dan PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) jeblok pada perdagangan pekan ini, meskipun telah mengumumkan pertumbuhan laba yang tinggi pada kuartal III/2022.
Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan Jumat (28/10/2022), harga saham PNBS turun 4,60 persen ke level Rp83. Sedangkan, selama sepekan (24-28 Oktober 2022), harga saham PNBS anjlok 12,63 persen. Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), harga saham PNBS turun 2,35 persen.
Begitu juga dengan harga saham BTPS yang turun 2,35 persen ke level Rp2.910 pada perdagangan Jumat (28/10/2022). Meskipun, dalam sepekan ini harga saham BTPS naik 4,68 persen. Sementara, secara ytd harga saham BTPS turun 18,72 persen.
Padahal, kinerja laba kedua bank syariah ini moncer pada kuartal III/2022. Berdasarkan laporan keuangan, Bank Panin Dubai Syariah mencatatkan peningkatan laba bersih hingga 67,6 kali lipat menjadi Rp169 miliar pada kuartal III/2022, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Adapun pendapatan operasional PNBS sebelum pencadangan mencapai Rp306,9 miliar pada kuartal III/2022, meningkat 118 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp140,8 miliar.
Sementara itu, laba sebelum pajak (PBT) mencapai Rp216,7 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Perolehan tersebut mengalami peningkatan tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp3,2 miliar.
Dengan capaian ini, direksi perseroan menyatakan bahwa PNBS akan terus bersinergi dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. atau Bank Panin (PNBN) selaku induk perusahaan.
“Bank secara berkelanjutan melakukan sinergi dengan Panin Bank selaku induk perusahaan dalam hal pengembangan bisnis, tata kelola dan prudential banking,” tulis pernyataan Direksi Panin Dubai Syariah dalam keterangan resmi, beberapa waktu lalu.
Begitu juga dengan BTPN Syariah yang membukukan laba bersih per kuartal III/2022 senilai Rp1,3 triliun, naik 21,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini disokong oleh pendatapan setelah distribusi bagi hasil yang tumbuh 18,8 persen yoy menjadi Rp3,7 triliun.
Sementara, Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengaku bahwa pertumbuhan BTPS hingga triwulan ketiga tahun ini belum optimal. Pasalnya ceruk yang dilayani adalah segmen yang terdampak hebat oleh pandemi Covid-19.
"Secara income, laba rugi secara kuartal ke kuartal performanya cukup pulih, BTPS lebih baik. Dampaknya ke bottom line kita tumbuh sekitar 21 persen dibandingkan September tahun lalu," kata Fachmy, pekan lalu (21/10/2022).
Bila dirinci pendapatan dari penyaluran dana BTPS per September 2022 mencapai Rp3,9 triliun atau naik 15,4 persen yoy. Kemudian beban dari bagi hasil untuk pemilik dana investasi turun 20 persen yoy menjadi Rp247 miliar.
Pertumbuhan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan beban bagi hasil mendorong rasio net interest (NI) naik 99 basis poin (bps) dibandingkan dengan kuartal III/2021, menjadi 27,28 persen.
Rasio profitabilitas bank pun ikut terkerek naik. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) dan tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) masing-masing naik menjadi 67 bps dan 94 bps, menjadi 11,53 persen dan 25,14 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel