Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pembiayaan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) punya jurus tersendiri untuk mempertahankan kinerja laba terus berada di jalur hijau.
Sebagai gambaran, laba bersih WOMF hingga September 2022 mencapai Rp122,75 miliar, tercatat tumbuh 62 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun lalu senilai Rp75,63 miliar.
Pendapatan WOMF tercatat naik dari Rp1,14 triliun per September 2021 menjadi Rp1,25 triliun per September 2022. Mengimbangi total beban yang hanya naik tipis dari Rp1,05 triliun per September 2021 menjadi Rp1,08 triliun per September 2022.
Presiden Direktur WOM Finance Djaja Suryanto Sutandar menjelaskan bahwa kinerja laba sampai kuartal III/2022 terbilang telah sesuai rencana mengejar pertumbuhan setidaknya dobel digit ketimbang laba periode 2021, yang ketika itu senilai Rp110,6 miliar.
"Target awal laba bersih untuk tahun ini senilai Rp124 miliar, dan saat ini telah terealisasi sekitar Rp123 miliar. Jadi seperti rasio kinerja keuangan lain juga, kinerja laba pada tahun ini akan melampaui ekspektasi," ujarnya dalam paparan publik tahunan WOMF, Senin (31/10/2022).
Sebagai gambaran, leasing yang 67,49 persen sahamnya dimiliki PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), serta 25,01 persen lagi oleh perusahaan otomotif terafiliasi keluarga besar Thohir, Wahana Artha Group lewat PT Wahana Makmur Sejati ini masih mengejar beberapa indikator pencapaian target kinerja keuangan.
Antara lain, penyaluran pembiayaan baru yang saat ini terealisasi Rp3,3 triliun dari target Rp5 triliun dan total aset yang kini terealisasi Rp5,53 triliun dari target Rp5,7 triliun.
Adapun, non-performing financing (NPF) gross saat ini sudah di level 1,75 persen dari target di bawah 2,5 persen. Sementara return on asset (RoA) dan return on equity (RoE) yang masing-masing 4,3 persen dan 11,9 persen juga telah memenuhi target yang dipatok 3 persen dan 9,1 persen.
Djaja menjelaskan bahwa strategi mengejar laba tahun depan akan datang dari beberapa aspek, yaitu efisiensi dengan memperbesar debitur berkualitas, inisiatif digital lewat pengembangan aplikasi KAWAN dan percepatan proses akuisisi pelanggan, serta perluasan kantor cabang di wilayah-wilayah potensial.
"Setidaknya pada awal 2023 kami akan usahakan supaya konsumen bisa langsung mengajukan pembiayaan lewat aplikasi KAWAN. Nantinya, KAWAN juga akan menjadi jembatan bagi kami untuk terhubung ke platform digital lain, sebagai kanal digital baru," tambahnya.
Chief Financial Officer WOM Finance Cincin Lisa Hadi menekankan bahwa mempercepat proses pembiayaan lewat teknologi dan digitalisasi merupakan salah satu kunci untuk memperbesar potensi laba. Pasalnya, dengan layanan yang kompetitif, diharapkan banyak debitur berkualitas masuk, sehingga NPF gross masih bisa terjaga di 2 persen dan NPF net di 0,8 persen saat penyaluran pembiayaan digenjot.
Hal ini juga harapannya turut menjaga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tetap stabil di 86-87 persen pada 2023 nanti, sejalan dengan capaian periode ini di level 86,3 persen.
Sejalan dengan hal tersebut, Cincin mengungkap bahwa peningkatan kapasitas akan turut menambah kepercayaan mitra perbankan dan investor surat utang WOMF dalam mendukung pendanaan ke depan.
"Inisiatif ini juga upaya kami mempertahankan margin di era kenaikan suku bunga acuan, karena termasuk usaha yang kami lakukan untuk menjaga hubungan baik dengan bank-bank mitra. Sehingga harapannya ke depan kami tetap bisa dapat fasilitas pinjaman dengan suku bunga yang murah," ujarnya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun berjalan WOMF tercatat mendapatkan bekal dana segar dari Bank KEB Hana Indonesia Rp250 miliar pada Maret 2022, Bank Mandiri Rp600 miliar dan Bank Shinhan Rp150 miliar pada Juni 2022, Bank DKI Rp100 miliar dan Bank DKI Syariah Rp85 miliar pada Agustus 2022, serta Bank Panin Rp800 miliar pada September 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel