Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) melaporkan rugi bersih sebesar Rp126,07 miliar pada kuartal III/2022. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, kerugian bank susut 15,57 persen.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis pada Senin (31/10/2023), kerugian yang masih dialami Bank Banten dikarenakan beban operasional yang membengkak. Tercatat, beban umum dan administrasi Bank Banten pada kuartal III/2022 naik 50,17 persen menjadi Rp213,90 miliar.
Kemudian, beban tenaga kerja dan tunjangan Bank Banten naik 6,25 persen menjadi Rp102,72 miliar. Dengan begitu, total beban operasional yang ditanggung oleh Bank Banten membengkak 32,41 persen menjadi Rp316,603 miliar.
Bank Banten memang mencatatkan peningkatan pendapatan bunga dari Rp210,38 miliar per September 2021 menjadi Rp336,47 miliar per September 2022.
Namun, beban bunga Bank Banten juga naik dari Rp175,96 miliar pada kuartal III/2021 menjadi Rp235,86 per kuartal III/2022.
Bank berkode emiten BEKS ini juga mencatatkan rugi operasional bersih Rp159,01 miliar pada kuartal III/2022.
Kerugian tersebut membuat saldo rugi pada pos ekuitas atau defisit Bank Banten semakin tebal. Bank Banten mencatatkan saldo rugi Rp2,78 triliun pada kuartal III/2022, naik dibandingkan saldo rugi pada September 2021, Rp2,53 triliun.
Dengan begitu, ekuitas perseroan menjadi semakin tergerus. Posisi ekuitas BEKS mencapai Rp1,89 triliun pada Desember 2021, kemudian, pada Juni 2022 menjadi Rp1,8 triliun. Kini, ekuitas Bank Banten menjadi Rp1,76 triliun per September 2022.
Ekuitas perusahaan merupakan indikator kekayaan perusahaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan telah menetapkan ekuitas perbankan paling sedikit Rp3 triliun hingga akhir 2022 nanti.
Sebagai upaya penambahan modal, BEKS sebenarnya berencana menerbitkan efek baik dalam rights issue maupun penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dalam bentuk saham Seri C dengan nilai nominal Rp50.
Dalam opsi rights issue, BEKS berencana menerbitkan maksimal 30 miliar saham baru. Nilai tersebut setara dengan 58,42 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Namun, BEKS menunda agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB, yang berkaitan dengan persetujuan rights issue.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel